ROMELORD and JUREA
Author : Shin Yoon Ah
Genre : Sad Romance, Happy Ending
“Hai. Apa aku mengganggumu?” Lorde duduk
di sebelah gadis cantik yang sedang membaca sebuah buku di bangku taman.
“Aku berharap kau memang menggangguku.”
Rea tersenyum manis.
“Baiklah kalau kau menginginkannya.”
Lorde mulai menggelitiki Rea dan membuat Rea melepas bukunya.
Sekedar memulai kisah, Reanita Denni
Risabel gadis kelas XII SMA yang berasal dari sebuah keluarga yang sangat kaya
dan berkuasa atas sebuah perusahaan yang sama besarnya dengan perusahaan milik
keluarga Thompson yang memiliki penerus bernama Lorde Jhonatan Thompson. Dari
zaman pertama dibangun dua perusahaan raksasa ini, mereka sama sekali tidak
bisa bekerja sama.
Denni Exclusive adalah sebuah perusahaan
di bidang real estate yang bukan hanya untuk kalangan atas tapi bahkan kalangan
yang mendiami langit. Denni Family terdiri dari Rea, Mr.Denni, Mrs.Denni, dan
El Denni Kristina, adik Rea. Gadis cantik yang selalu merasa iri kepada Rea.
Rea adalah pewaris utama Denni Exclusive, jadi Rea mendapat perhatian khusus
dari Mr.Denni. Selain itu Rea cerdas dan cantik alami, wajar jika ia juga
mendapat perhatian spesial dari Mrs.Denni. Namun Rea menginginkan yang berbeda.
Ia ingin bisa berteman dengan Lorde tanpa larangan dari keluarganya.
Sedangkan kerajaan kedua adalah Thompson’s
Commodity. Berada di bidang yang sama di tempat yang tak jauh berjarak membuat
perusahaan ini menjadi musuh besar Denni Exclusive. Mr.Thompson dan Mrs.Tera
hanya memiliki putra tunggal berusia 17 tahun berada di bangku kelas XII SMA
yang sama dengan Rea. Tapi berbeda dari Rea yang menjalin hubungan secara
diam-diam, keluarga Thompson mengijinkan Lorde menjalin hubungan dengan
siapapun termasuk musuh perusahaan. Mereka berpikir masalah pertemanan Lorde
tidak ada hubungannya dengan bisnis keluarga.
Ada saat dimana Rea tidak bisa
mengerjakan tugas sekolahnya. Saat itu ia akan melarikan diri ke rumah Lorde.
Seperti siang ini saat pulang sekolah, Rea telah duduk manis di salah satu sisi
meja di kamar Lorde untuk mengerjakan tugas bersama.
“Bisa kau membantuku dengan vektor ini?”
Rea mengarahkan bukunya pada Lorde.
“Aku sudah berulang kali mengajarkannya
padamu. Kapan kau akan paham? Apa kau bodoh?” Lorde mencubit pipi Rea.
“Berhenti melakukannya. Kau membuat
kecantikanku memudar.”
“Iya kah? Aku akan membuatmu lebih
cantik.” Lorde mencubiti pipi Rea dan mengacak-acak rambutnya.
“Lorde, berhenti melakukan itu. Kau akan
melukai Rea.” Mrs.Tera memasuki ruangan membawa minuman dingin dan beberapa
camilan sebagai teman belajar mereka. Setelah menaruh nampan tersebut ia
meninggalkan mereka.
Setelah Mrs.Tera pergi, Lorde kembali
melakukan tingkah jahilnya pada Rea. Tingkah mereka terhenti ketika mendengar
lagu ‘Sing For You – EXO’ yang terdengar dari ponsel Rea. Terlihat sebuah
tulisan yang membuat mereka berdua diam. Mama. Rea mengangkat panggilan itu dan
menoleh ke arah Lorde.
“Antar aku pulang.” Rea berkata singkat
sambil tersenyum kaku.
Sampai di kediaman keluarga Denni. Mrs.Denni
tidak mengetahui darimana Rea pergi. Karena Rea diturunkan Lorde 3 blok dari
rumah Rea. Kemudian Rea menaiki taksi langganannya dari sana. Namun ketika Rea
memasuki kamar dan melepas sepatunya, seorang gadis yang terlihat 1 tahun lebih
muda darinya memasuki kamar yang sama. Kristina.
“Hai Nona Reanita Thompson.” Sindir
Kristina.
“Apa maumu Kris?” Rea tidak menggubris
ejekan adiknya.
“Aku tau kau baru pulang dari rumah
Lorde. Apa kau tau aku menginginkan banyak hal darimu? Termasuk Lorde.” Kris
duduk di sebelah Rea.
“Ayolah, Kris. Kau bisa memilikinya
sebagai kekasihmu. Tapi jangan rebut dia sebagai sahabatku.” Rea tersenyum dan
mengedipkan sebelah matanya.
“Tapi Lorde menyukaimu, bodoh” Kris
merutuk dalam hati.
Kejadian seperti itu terus berulang
bahkan sampai mereka lulus SMA dan ketiga anak ini berada di universitas yang
sama pula. 2 tahun telah berlalu namun keluarga Denni tetap tidak mengijinkan
hubungan Rea dan Lorde. Tapi hubungan sembunyi-sembunyi ini memunculkan getaran
di hati mereka. Namun getaran itu masih tersimpan rapat di hati mereka. Hingga
Lorde sudah tak sanggup lagi menahannya.
“Rea, harusnya kau paham apa yang aku
rasakan. Kita telah bersama lebih dari 5 tahun dengan cara yang ekstrim. Jadi
aku akan ke pokok masalah saja. Aku…” Lorde tidak tau harus berkata apa. Dan
Rea sendiri merasa galau. Ia berpikir apa yang akan diucapkan Lorde.
“Aku menyukaimu.” Rea membuka mulutnya
karena tidak sabar.
“Aku juga. Haruskah kita menjalin
hubungan lebih dari ini?” Lorde melengkapi.
“Sepertinya iya.” Rea tersipu.
Hubungan mereka terus berlanjut dan
semakin dalam. Rea lebih sering meninggalkan rumah tanpa bodyguard dengan
alasan repot dan sebagainya. Orang tuanya tidak pernah melarangnya. Asalkan Rea
mau menghadiri pertemuan pemegang saham bersama Mr.Denni. Dan menghadiri yoga
dengan Mrs.Denni. Namun Kris yang pada dasarnya cerdik dan memiliki insting
tajam merasakan kejanggalan. Ia menyelidiki kemana kakak perempuannya pergi
hampir setiap hari. Ia menemukan sesuatu yang amat mengejutkan dan menyakiti
hatinya. Lorde dan Rea berpacaran di belakangnya.
“Dasar wanita jalang. Lupakah kau apa
katamu bertahun-tahun lalu?” Kris benar-benar merasa marah. Rasa cintanya telah
berubah menjadi benci. Ia berniat tidak akan membantu Rea melarikan diri lagi.
Malam itu tanggal 14 Februari. Kebiasaan
bagi para remaja yang telah berpacaran, tanggal ini disebut hari kasih sayang.
Malam ini Rea berencana akan melarikan diri untuk bertemu dengan Lorde.
“Mama, aku ingin pergi bersama temanku.”
Rea membujuk Mamanya.
“Ini hari kasih sayang. Apakah kau sudah
memiliki kekasih? Siapa lelaki beruntung itu? Apakah Mama mengenal keluarganya?
Sederajatkah dengan kita?”
“Apa yang Mama katakan? Aku belum
memiliki kekasih. Apalagi jika Mama memberikan syarat sebanyak itu. Tidak akan
ada yang mau menikahiku.”
“Kalau memang tak ada menikahlah
denganku.” Kris merebahkan diri dengan kaki dinaikkan ke pegangan kursi di sofa
dekat Mamanya.
“Kris, duduklah yang sopan. Mama tidak
pernah mengajarkan hal itu padamu. Kau seorang gadis. Bersikaplah lemah
lembut.” Mama memarahi Kris. Dan Kris membenahi posisi duduknya.
“Jika kau benar-benar ingin pergi,
pergilah bersama Kris.” Mrs.Denni membuat keputusan. Rea terkejut dan menoleh
ke arah Kris untuk meminta bantuan.
“Aku ada acara sendiri, Ma. Aku tak
ingin malam liburku terjebak dengan Rea.” Kris berakting membantu Rea. Padahal
sebenarnya ia ingin menjebak Rea.
Jadilah malam itu Rea pergi hanya berdua
dengan Lorde seperti pasangan-pasangan lainnya. Mereka membaur dengan pasangan
lain agar tidak ada yang mengenali. Namun berada di keramaian membuat mereka
tidak bisa bicara dengan tenang. Lorde menarik Rea memasuki mobil dan membawa
Rea ke sebuah tempat yang cukup terkenal di kota mereka tinggal. Setelah
memesan sebuah pendopo kecil dari bambu di atas sebuah kolam ikan, mereka pergi
ke pendopo yang ditunjukan pelayan, yang katanya memiliki pemandangan yang
sangat indah di malam hari.
Benar saja. Pemandangan lampu pedesaaan
sungguh sangat romantis. Di bawah mereka juga ditebar lilin-lilin yang sedikit
bergoyang karena dipermainkan ikan dibawahnya. Suasana itu sungguh sangat
menakjubkan dan membuat keduanya terhipnotis dan tidak mengatakan apapun. Namun
keduanya dikejutkan oleh suara langkah beberapa pasang kaki di belakang mereka.
Dua orang memakai jas hitam rapi, terlihat seperti… bodyguard.
“Nona Reanita, kami harus membawa anda
pulang atas perintah Tuan Denni. Nona Kristina menunggu anda di mobil.” Orang
itu menarik lengan Rea. Namun dihentikan oleh Lorde.
“Maafkan kami Nona. Kami hanya
menjalankan tugas. Nona Kristina memerintahkan kami membawa anda pulang dengan
cara apapun atau Tuan Denni akan marah.” Mereka berdua membungkuk kearah Rea
dan memukul Lorde secara bersamaan. Rea ingin membantu namun Lorde memberi
isyarat untuk lari. Tanpa berpikir panjang Rea berlari secepat yang ia bisa. Ia
berhenti tepat di atas sebuah tebing. Di bawahnya terhampar pasir pantai yang
ia yakini cukup padat di bawahnya. Ia berniat berlari kearah lain. Saat ia
berbalik arah, seorang gadis yang sangat familiar keluar dari balik kegelapan
bersama dua bodyguard di belakangnya.
“Kris? Kau penghianat.” Rea membentak
Kris.
“Bukankah kau yang memulai? Perkataanmu
dulu, apa kau lupa? Tentang aku boleh mengambil Lorde kapanpun aku mau? Kau
bilang kalian hanya bersahabat. Lupa Nona?” Perlahan Kris mendekat.
“Jangan mendekat! Aku tak ingin pulang
bersamamu.” Rea mundur beberapa centimeter mendekati jurang.
“Kau menyukai Lorde. Tetapi kenapa kau
menyuruh mereka memukulinya? Apa kau gila? Kau ingin ia mati?” Rea mulai
menitikkan air mata antara takut, khawatir, dan kecewa.
“Sebenarnya tidak…” Kris berhenti
sejenak. “Aku ingin membunuh kalian berdua. Bawa Rea pulang.” Kris
memerintahkan bodyguardnya. Refleks Rea mundur dan terjatuh dari tebing. Kedua
bodyguard Kris kaget dan mundur beberapa langkah. Namun Kris malah tersenyum.
“Tugas kita selesai teman-teman.” Kris
dan kedua temannya tersenyum puas. Kris merekayasa cerita seolah-olah Rea
menghempaskan tubuhnya sendiri. Dengan begitu Kris lepas dari kesalahan dan
menjadi pewaris tunggal Denni Exclusive.
Diluar dugaan malam itu Rea tidak mati.
Saat ia terjatuh Lorde sudah di bawah untuk antisipasi hal tersebut. Dengan
kekuatan dan kecerdasannya Lorde berhasil menangkap Rea. Oleh sebab itu mayat
Rea tidak pernah ditemukan. Sehingga polisi menyimpulkan bahwa mayatnya terbawa
ombak saat badai terjadi pada pagi hari. Pengiriman arwah Rea dilakukan di pagi
itu juga di rumah duka. 2 hari kemudian Kris diangkat sebagai Presdir Denni
Exclusive menggantikan Mr.Denni yang masih dirundung kesedihan. Di tengah
kesedihannya selalu saja ia berkata, “Kalau kau ingin menikahinya, aku pasti
mengijinkan walaupun terpaksa. Tetapi kenapa kau pergi meninggalkan kami?” hal
itu membuat Kris muak.
Seminggu kemudian tersiar kabar bahwa
pewaris Thompson’s Commodity akan menikah. Benar saja, 1 bulan kemudian
pernikahan yang sangat mewah digelar di sebuah hotel berbintang 5. Mr.Denni
sebenarnya diundang untuk datang. Tapi karena hubungan kedua keluarga mereka
yang kurang baik maka Mr. Denni memberikan undangan itu kepada Kris. Kris
memang ingin melihat siapa gadis sial itu. Bisa-bisanya Lorde menikah dengan
wanita lain setelah 1 bulan yang lalu belum jadi dibunuh. Seharusnya Lorde
menikahi Kris sebagai ucapan terimakasihnya. Itu yang dipikirkan Kris.
Kris sengaja datang agak terlambat
karena tak ingin berada terlalu lama disana. Ketika ia memasuki ruang pesta ia
sangat terkejut dengan tulisan di atas panggung resepsi ‘WELCOME TO LOREA
PARTY’. Lorea? Lorde dan Rea? Mana mungkin? Kris menyelip di antara keramaian
pesta untuk melihat siapa pengantin wanitanya. Seorang gadis dengan rambut
pirang panjang memakai gaun putih dan memegang bunga berwarna pink, merah, dan
biru. Rea. Seketika itu badannya kehilangan tenaga.
“Apa maksudmu Rea belum mati? Kita
melihatnya jatuh dari jurang itu. Kau juga lihat kan, Brian?” Roy, sahabat Kris
memandang heran kearah Kris.
“Aku juga tidak tau. Maka dari itu aku
memanggil kalian.” Kris terlihat panik.
“Kau kan sudah diangkat sebagai presdir.
Apa gunanya lagi takut? ” Brian menimpali.
“Aku hanya diangkat sementara. Jika Papa
tau Rea masih hidup ia akan menjadikannya pewaris dan melengserkanku. Apalagi
Papa sudah merestui mereka setelah kematian yang ternyata palsu itu.” Kedua pria
di dekat Kris berpandangan setelah mendengar penjelasan Kris.
“Hanya ada satu cara.” Brian membuka
mulut.
“Menyingkirkannya.” Roy melengkapi.
Malam itu Kristina sudah menyiapkan
semuanya. Rencana yang cemerlang dan pisau dapur yang telah diasah. Malam itu
juga ia berhasil menjalankan misinya. Dan ketika pagi tiba ia telah terbaring
di kasur rumah sakit menikmati acara televisi dan sepiring buah yang telah
dipotong. Beberapa saat kemudian seorang lelaki dengan jas hitam membawa sebuah
koper memasuki ruangan tempat Kris beristirahat.
“Nona, saya turut berduka atas apa yang terjadi.
Apa anda sudah lebih baik?” lelaki tersebut sangat sopan. Ia duduk di kursi
sebelah pembaringan Kris.
“Seperti
yang kau lihat, Sekretaris Jung.” Ekspresi wajah Kris berubah suram setelah mendengar
perkataan pria itu.
“Maafkan saya mengganggu Nona di saat
seperti ini. Saya membawa surat dari Tuan Denni untuk anda. Surat ini
menginginkan anda meneruskan Denni Exclusive. Apakah anda bersedia Nona? Bisa
anda lihat, ini tanda tangan dan stempel resmi dari Tuan Denni.” Sekretaris
Jung menunjukan kertas itu kepada Kris.
“Kalau memang itu kehendak Papa,
baiklah.” Setelah mendapat pernyataan itu Sekretaris Jung berpamitan dan
meninggalkan ruangan tersebut. Wajah Kris terlihat berseri-seri.
Disaat yang bersamaan di televisi muncul
breaking news : Semalam terjadi penyerangan misterius di rumah seorang
pengusaha pemilik Denni Exclusive. Diperkirakan penyerangan terjadi sekitar
pukul 01.27 dini hari. Tuan dan Nyonya rumah dikabarkan meninggal dunia dan
satu-satunya putri mereka Nona El Denni Kristina mengalami luka yang cukup
parah di lengan kanannya. Saat ini polisi telah menangkap pelakunya. Mereka
adalah sahabat dekat Nona Kristina. Saat diwawancarai mereka mengaku marah
dengan sikap Nona Kristina yang selalu menyuruh mereka melakukan sesuatu. Pelaku
berjumlah dua orang berinisial B dan R.
“Apa kau baik-baik saja?” Rea memasuki
kamar rawat Kris dengan terengah-engah membuat Kris sedikit terkejut.
“Aku baik-baik saja. Tapi bisakah kau
mengurus pemakaman Papa dan Mama untukku?” Kris mengeluarkan sedikit air mata.
“Baiklah, Kris. Beristirahatlah!” Rea
mengecup lembut kepala adiknya dan pergi untuk mengurus pemakaman orang tua
mereka.
Kris lelah berada di rumah sakit selama
lebih dari 1 minggu. Hari ini ia memaksakan diri untuk menghadiri rapat
pemegang saham di perusahaannya. Ia adalah presdir, jadi ia harus ada di sana
untuk memimpin rapat. Tapi sesaat setelah rapat selesai Kris ditemukan tak
sadarkan diri di ruangannya dengan mulut berbuih dan badan sangat panas.
Secepat mungkin para pegawai membawanya ke rumah sakit tempat ia dirawat
sebelumnya.
“Maafkan kami, Tuan. Kami sudah berusaha
sebisa mungkin. Tetapi luka di tangannya sudah terinfeksi sangat parah sejak
pertama kali dibawa kemari. Sekali lagi maafkan kami. Waktu kematian 25 Maret
pukul 15.23.” Dokter berkata kepada Sekretaris Jung.
Kabar kematian tersebut tersebar sangat
cepat bahkan hingga ke penjara. Di penjara Brian dan Roy hanya tersenyum sinis.
“Gadis pintar membunuh dirinya sendiri.”
“Kau benar. Jika aku jadi Kristina aku
akan membunuh Rea. Bukan orang tuanya.”
Kronologi sebenarnya terjadi pada malam
kematian orang tua Kris. Kris menyiapkan sebuah sarung tangan dan pisau tajam
yang telah diasah. Perlahan ia memasuki kamar orang tuanya dan menjumpai
Papanya sedang tertidur di ranjang. Dengan sigap ia membungkam wajah Papanya
dengan bantal dan menusukkan pisau yang ia bawa ke sekujur tubuh lelaki tua itu
sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya. Lalu ia mendengar gemericik air dari
kamar mandi berhenti. Ia segera turun dari ranjang tanpa mencabut pisaunya dan
mengambil sebuah guci yang berada di dekat lemari. Perlahan tanpa menimbulkan
suara ia menghampiri pintu kamar mandi. Beberapa saat kemudian seorang manita
merusia 39 tahun keluar dan mendapat pukulan keras di kepalanya hingga guci
tersebut pecah.
Saat itu ia mengambil pecahan guci yang
cukup tajam dan menggores lengan kanannya. Karena guci itu kotor, maka infeksi
terjadi di luka tersebut. Ia sengaja menggores lengan kanan karena ia tidak
kidal. Jadi polisi akan mengira bahwa Kris berusaha membela diri dan mendapat
luka di lengan kanannya. Dan ia juga merobek baju belakangnya agar terlihat
seperti di tarik dari belakang. Setelah itu ia memasukkan sarung tangannya ke dalam
baju dan memanggil polisi.
Tersangka adalah Brian dan Roy karena
kecerdikan Kris. Pagi sebelum penyerangan Kris meminjam ponsel kedua temannya
itu. Ia menghapus semua percakapan yang pernah mereka lakukan. Dan menghapus
beberapa pesan di ponselnya hingga yang tersisa hanya beberapa pesan dari Kris
yang meminta tolong sesuatu kepada mereka dengan halus dan jawaban mereka yang seperti
ini :
Haruskah kami membalas dendam?
Kenapa kau selalu menyuruh kami?
Kami lelah
Baiklah kalau itu maumu.
Akan ada kejadian luar biasa malam ini.
Sehingga tersirat bahwa mereka memang
merencanakan sesuatu. Bukankah Kristina gadis yang pintar? Tapi sayangnya ia
terlalu teledor hingga usahanya sia-sia dan mati tanpa menikmati hasilnya. Dan
pada akhirnya Sekretaris Jung yang tidak tau harus seperti apa mendatangi
Thompson’s Commodity untuk meminta Rea menjadi presdir dan bekerja sama dengan
Lorde.
Sekarang perumahan elit milik Denni
Exclusive diberikan kepada Thompson’s Commodity. Tapi bukan berarti Denni
Exclusive bangkrut. Perusahaan itu sekarang bergerak di bidang fashion. Bukan
fashion biasa tetapi fashion keluarga elit dari
desainer kalangan atas.
Kata admin : Maaf ya admin telat posting. Selamat menikmati.^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar