Because I Love You
Author : Shin Yoon Ah
Lenght : Chapter
Genre : Romance, Friendship
Cast : Kim Jong In, Krystal, Choi Seung Hyun
Sejenak
Woo Hyun berpikir. Itu adalah hal yang paling dikhawatirkan Woo Hyun terhadap
Jongin selain selera Jongin terhadap wanita. Woo Hyun melihat yeoja di belakang
putranya baik-baik. Jongin menyebut gadis itu Krystal dengan latar belakangnya
yang mengerikan dan menyedihkan. Krystal, gadis kampung seperti ini adalah
gadis pertama yang dibawa Jongin kepadanya. Bahkan seingat Woo Hyun mungkin
Krystal adalah gadis pertama yang bisa berdiri sedekat itu dengan Jongin tanpa
mendapat teriakan kasar dari Jongin. Woo Hyun menelusuri wajah gadis itu
baik-baik hingga kemudian Jongin menutupinya, berdiri di antara mereka.
Jongin
maju lebih dekat ke arah Woo Hyun dan membisikkan sesuatu, “Apa aboji berpikir
untuk menjadikannya eommaku?” Jongin terdengar waspada.
“Bolehkah?”
“Aboji!!”
Jongin berteriak tanpa memundurkan kepalanya.
“Hahaha…
tentu saja tidak. Bersihkan dirinya dan bantu dia mencari berkas baru yang bisa
digunakan untuknya mencari universitas bagus di Seoul.” Woo Hyun tertawa dan
kembali duduk.
“Gomapsemnida.”
Krystal berkali-kali membungkuk sampai Jongin dengan penuh semangat menariknya
keluar ruangan.
*Flashback
ended
Seung
Hyun pergi setelah memastikan Krystal berjalan dengan aman dan membuatnya
berjanji untuk mengobati lukanya. Seung Hyun tak menyangka gadis yang menarik
perhatiannya sejak semester lalu itu tinggal di sebuah rumah kecil di sebuah
gedung yang sangat jauh dari kesan mewah. Tetapi hal itu tak akan menyurutkan
perasaannya terhadap Krystal.
“Kau
belum pulang?” Krystal memasuki rumah mungilnya dan melihat Jongin duduk di
tengah ruangan dengan wajah gelap.
“Siapa
yang mengantarmu pulang?”
“Sunbae-ku.
Choi Seung Hyun sunbae. Wae?” Krystal menaruh tasnya dan mengambil segelas air
lalu duduk di depan Jongin.
“Sunbae?
Wahh kalian pasti sangattt dekat.” Sindir Jongin.
“Wae?”
Krystal meletakkan gelas dan menggeser duduk Jongin. “Pikyeo! Aku harus
mengerjakan tugas.”
“Ahh..
Araseo aku akan pulang. I’ll go home, Miss!!” Ucap Jongin seraya mencubit pipi
Krystal.
Awalnya
Jongin benar-benar merasa tidak suka dengan tingkah Krystal yang membiarkan
seseorang terutama senior lelakinya mengantar yeoja itu pulang. Tetapi hal itu
tidak terjadi pertama kali malam ini.
Beberapa bulan yang lalu Jongin juga pernah melihat Krystal keluar dari
mobil milik teman laki-lakinya. Setelah perdebatan panjang akhirnya Jongin tau
bahwa namja itu memaksa Krystal untuk diantar pulang karena memang malam itu
telah larut dan Krystal baru selesai mengerjakan tugas kelompoknya di kampus
bersama namja tersebut dan beberapa teman lainnya, dan lagi hari itu Krystal
tak mengetahui Jongin di rumahnya.
Beberapa
jam yang lalu kejadian itu terulang lagi. Meskipun pernah mengalaminya Jongin
masih saja merasakan sensasi terbakar di dadanya. Hanya saja Jongin cukup sadar
untuk tidak mengulangi kesalahannya dengan membentak Krystal dan menciptakan
perang besar baru. Cubitan di pipi Krystal dirasa Jongin cukup untuk menghukum
Krystal karena ia masih mendengar yeoja itu berteriak kesakitan sambil
mengucapkan namanya diikuti serangkaian umpatan yang membuat Jongin tertawa di
tangga luar kompleks rumah Krystal walaupun Jongin tau sebenarnya Krystal hanya
menganggap itu suatu candaan bukan hukuman.
Jongin
berpikir ‘kenakalan’ Krystal dengan sunbae-nya ini hanya akan berlangsung
sehari. Tetapi tidak, pada hari-hari selanjutnya Jongin masih melihat mobil
Mercedes silver itu menurunkan Krystal di depan kompleks rumahnya. Jongin
memang tak selalu datang ke rumah Krystal hanya saja setiap ia datang, namja
itu selalu ada di sana. Membukakan pintu mobil untuk Krystal, melambai saat
Krystal memasuki gedung kompleks rumahnya, dan menunggu hingga lampu rumah
Krystal menyala. Beberapa kali Krystal memperlihatkan wajahnya di sana yang
kemudian mengundang Seung Hyun untuk melambaikan tangannya dan dibalas dengan
anggukan sesaat dari Krystal sebelum kemudian ia menutup gorden kamarnya dan Seung
Hyun pergi.
Selama
hampir dua minggu Jongin hanya memperhatikan dan menahan amarahnya untuk
menghindari pertengkarannya dengan Krystal. Hanya saja amarah itu semakin lama
semakin membuncah. Jongin bertekad mulai hari ini sampai waktu tertentu ia akan
selalu datang ke rumah Krystal dan memperhatikan bagaimana reaksi Krystal
dengan hal itu. Pada beberapa hari pertama Jongin hanya memarkirkan Fortuner
hitamnya beberapa meter dari pintu masuk ke gedung kompleks rumah Krystal. Jongin
sangat terkejut karena Krystal selalu tersenyum ketika turun dari mobil itu.
Senyum itu!! Hanya Jongin dan Abojinya yang mendapat senyum itu selama ini.
Kenapa Seung Hyun bisa menerima itu? Besok Jongin harus menjalankan rencana
keduanya : masuk ke rumah Krystal dan menunggu kepulangannya untuk melihat
ekspresi Krystal.
Jongin
berekspektasi Krystal akan terkejut dan akan terjadi perdebatan yang selama ini
Jongin hindari. Hal ini akan seperti adegan drama yang sering Jongin lihat di
TV. Jongin terlalu memikirkan senyum
Krystal kepada Choi Seung Hyun hingga ia tak bisa menutup mata. Kali ini ia
benar-benar marah kepada yeoja itu.
Seperti
kebiasaan Seung Hyun akhir-akhir ini, siang itu ia menunggu Krystal di taman
kampusnya untuk kemudian mengantar Krystal pulang. Hanya saja kali ini sedikit
berbeda. Jantung Seung Hyun berdetak terlalu cepat hingga ia takut benda itu
akan meledak keluar dari dadanya. Setelah susah payah membujuk akhirnya Krystal
menuruti keinginan Seung Hyun untuk berkunjung ke salah satu rumah makan
kesukaan Seung Hyun. Tempat itu merupakan restoran berkelas yang hanya bisa
Krystal datangi bersama Jongin atau Tuan Kim Woo Hyun.
“Kau
pernah kemari?” Tanya Seung Hyun ketika ia telah duduk di seberang meja.
“Eoh.
Beberapa kali.” Jawab Krystal. Seung Hyun menampakkan ekspresi wajah yang
sangat sulit diartikan Krystal.
“Bersama
temanku dan ayahnya.” Lanjut Krystal.
“Ahh…geurogeuna.”
Seung Hyun tersenyum
Makan
siang mewah itu berjalan lancar dan penuh emosi. Seung Hyun masih belum
kehilangan detak jantungnya. Sedangkan Krystal benar-benar kagum oleh sosok
Seung Hyun. Mereka menceritakan banyak hal hingga kemudian suasana hening sejenak.
“Sebentar
lagi aku akan magang.” Suara Seung Hyun memecah keheningan.
“Kau
bahkan belum lulus, sunbae.” Krystal menaruh peralatan makannya.
“Eoh.
Pamanku memberiku kesempatan bekerja sambil kuliah.”
“Ahh…geurogeuna.”
Krystal meraih kembali peralatan makannya.
“Kau
bilang kau menyukai namja yang bekerja sendiri untuk menghidupi dirinya
sendiri. Kupikir gajiku nanti cukup untuk membiayai kebutuhanku dan kekasihku.”
Seung Hyun berusaha memulai apa yang telah ia inginkan sekian lama.
“Sunbae,
kau benar-benar lelaki idaman.” Puji Krystal sambil memasukan potongan daging
ke mulutnya.
“Gomawo…
Kalau begitu mungkin aku akan cocok dengan wanita idaman sepertimu,
Krystal-sshi.”
“Ne?!”
Krystal hampir tersedak makanannya.
Seung
Hyun mengeluarkan kotak yang sedari tadi mengganjal di saku jaketnya. Benda itu
juga mengganjal di hatinya, seperti Krystal. Seung Hyun membuka kota tersebut
di hadapan Krystal, “Krystal-sshi, jadilah kekasihku! Jebal.”
Krystal
benar-benar terkejut. Ia tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun. Ia hanya
mengangguk dan membiarkan Seung Hyun memasukkan sebuah cincin berlian ke jari
manisnya. Ia juga hanya bisa membiarkan Seung Hyun mencium punggung tangannya
dengan mata tak percaya.
Krystal
masih merasa tak percaya bahwa saat ini ia telah menjadi yeocin dari mahasiswa
luar biasa seperti Choi Seung Hyun. Ia bahkan masih merasakan keberadaan Seung
Hyun di sampingnya padahal baru beberapa detik yang lalu ia berpisah dengan
Seung Hyun di bawah. Krystal merasa kali ini, tanpa menaiki tangga pun ia pasti
akan sampai di rumahnya. Ia merasa sedang terbang. Dan kemudian terjatuh saat
melihat Jongin di rumahnya.
“Apa
yang kau lakukan di sini?” Ucap Krystal berusaha menyembunyikan wajahnya yang
memerah.
Jongin
berusaha terlihat cool meskipun ia sangat bahagia karena ekspresi Krystal
benar-benar seperti ekspektasinya. “Apa kau selalu pulang bersama Choi Seung
Hyun?”
“Wae?
Dia namja yang baik. Bahkan ia mulai magang di sebuah perusahaan. Memang tak
sebesar milik aboji-mu. Tapi kau tau kan aku selalu menyukai namja mandiri
seperti itu.”
Krystal
segera duduk di depan Jongin dan melepas jaketnya. Setelah tersenyum sejenak ia
menunjukkan tangan kirinya kepada Jongin. Seketika itu juga rona bahagia di
mata Jongin tergantikan dengan mata terkejut bercampur kecewa dari namja itu.
“Mwoya?
Ini tak seperti yang aku bayangkan.” Batin Jongin.
“Aku,
Krystal. Gadis kampong yang kau temukan dulu. Menjadi kekasih Choi Seung Hyun,
senior terbaik di kampus. Jongin-ah, aku kekasih Choi Seung Hyun.” Ucap Krystal
penuh semangat.
“Wahh…
luar biasa. Namja seperti itu menyukaimu?” Jongin berusaha mengimbangi perasaan
bahagia Krystal. Hanya saja ada segelintir perasaan aneh di hatinya. Seperti
saat ia melihat eomma-nya meninggal. Tetapi tak sama persis.
“Wae??
Banyak orang bilang kami pasangan serasi.” Krystal berdiri dan menjulurkan
lidahnya. “Kau sudah makan? Tunggu aku mandi dan aku akan membuatkan ramen
untukmu.”
Bukan
waktu yang lama untuk menunggu Krystal selesai mandi. Tetapi ketika yeoja itu
keluar dari kamar mandi, Jongin telah keluar dari rumahnya. Krystal berpikir
namja itu memiliki masalah mendesak. Tetapi tanpa Krystal sadari, Jongin tak
pernah memasuki rumah itu lagi. Bahkan namja itu tak pernah memperlihatkan diri
di depan Krystal. Hanya uang tunjangan saja yang terus mengalir ke rekening
Krystal. Yeoja itu tak merasa terganggu pada awalnya karena ia mendapat banyak
perhatian dari Seung Hyun.
Satu
minggu… dua minggu… satu bulan… Krystal masih belum merasakan hal yang aneh.
Hari ini ia menghadiri wisuda Choi Seung Hyun. Ia menunggu sangat lama karena
banyaknya hobae yang ingin berfoto dengan idola mereka untuk yang terakhir
kalinya. Ini terakhir kalinya, jadi Krystal tak ingin mengganggu kesenangan
mereka meskipun Seung Hyun pasti hanya akan tersenyum dan berkata, “lakukan
apapun yang kau inginkan terhadapku. Aku milikmu.” Ahh itu sedikit memalukan
bagi Krystal.
“Sudah
lama menunggu?” seseorang memeluk Krystal dari belakang.
“Haruskah
aku menjawab? Karna kupikir kau melihatku dari sana sejak dua atau tiga jam
yang lalu?” Krystal berbalik dan mendapati namcin-nya yang kemudian meletakkan
tangan di punggung yeoja itu, ahh kekanakan sekali.
“Ada
yang ingin kau ucapkan untukku, Choi Krystal-sshi?”
“Hya!!
Mengapa begitu jelek? Choi Krystal? Ahh geumanhae.” Krystal melepaskan pelukan
namja itu.
“Araseo…
kau tak ingin mengucapkan selamat atas kelulusanku?” Seung Hyun mendekatkan
wajahnya ke wajah Krystal.
“Kau
adalah Choi Seung Hyun, kelulusan merupakan kewajibanmu. Aku tak perlu memujimu
atas kewajibanmu kan?” Krystal tersenyum.
“Hahaha…
setidaknya kau harus membawakanku sesuatu.. bunga mungkin atau apapun yang
mungkin bisa kau bawa untukku. Wahh… kau mengecewakanku.” Seung Hyun menegakkan
tubuhnya.
“Aku
lupa membawa sesuatu. Tapi aku ingat akan memberikanmu sesuatu.” Krystal
tersenyum sambil merapatkan jaketnya.
“Mwoga?”
Seung Hyun menunduk menatap Krystal ketika kemudian bibirnya menempel pada
sesuatu yang hangat. Itu hanya ciuman sekilas tetapi jantungnya seakan berhenti
berdetak.
“Wahhh..
dingin.. mungkin secangkir kopi.” Krystal mengerling dan segera berbalik.
Tetapi Seung Hyun menarik lengannya yang membuat yeoja itu menghadap ke arah
yang sangat menguntungkan bagi Seung Hyun.
“Kupikir
ini akan menghangatkanmu.” Seung Hyun menempelkan bibirnya lembut di bibir
Krystal. Kali ini ia tak akan membiarkan gadis di pelukannya ini
mengobrak-abrik hati dan otaknya.
Jongin
hampir menggugurkan pendiriannya lagi untuk kesekian kalinya. Hampir saja ia
berlari dan berniat memukul Choi Seung Hyun yang telah berani memaksa Krystal
untuk menciumnya lagi. Tetapi niatnya berhenti ketika Krystal bahkan membalas
pelukan Choi Seung Hyun, bukan menamparnya. Apa ini? Ciuman singkat dari
Krystal saja telah membuat hati Jongin remuk lagi. Dan sekarang, ciuman ini,
hampir saja Jongin menitikkan air mata ketika salah seorang bawahan ayahnya
memanggil namanya untuk segera memasuki mobil menuju penerbangan selanjutnya ke
Amerika. Jika Krystal menyukai namja yang dapat menghasilkan uang, ia akan
menjadi namja yang akan menghasilkan banyak uang untuk Krystal. Jika Krystal
menginginkan banyak uang, ia akan memberikan lebih banyak uang kepada yeoja itu
dari hasil kerjanya sendiri.
Tiga
bulan yang lain telah berlalu dan Krystal mulai merasa kehilangan sesuatu. Ia
mulai merasakan kehilangan ketika Seung Hyun mulai jarang memiliki waktu
untuknya dan saat itu juga ia baru mengingat Jongin yang bahkan telah empat
bulan sama sekali tak menginjakkan kaki di rumahnya lagi. Ia baru saja mengecek
rekeningnya dan pemasukkannya tak berubah. Lalu kemana Jongin pergi? Ia tak
melupakan debet Krystal tetapi sama sekali tak pernah mengunjungi rumah
mungilnya lagi.
Ponsel
Krystal berbunyi. ‘Seung Hyun Sunbae’ dengan jelas nama itu terpampang di layar
ponselnya. Tapat waktu. Apakah namja itu juga mengetahui apa yang Krystal
pikirkan dan sebisa mungkin mencegah yeoja itu berpaling ke Jongin? Wahh…
“Kau
sudah makan?” Seperti biasa, bahkan telah terdengar suara di seberang sana
walaupun Krystal belum melontarkan sepatah kata pun.
“Ajjik.
Wae?” Jawab Krystal kemudian.
“Temui
aku di tempat itu. Kau tau kan?”
“Restoran
itu? Eoh.” Krystal menutup teleponnya. Tempat yang dimaksud adalah restoran
tempat Seung Hyun dan Krystal memulai hubungannya empat bulan yang lalu.
“Kenapa
mendadak kau ingin bertemu aku di sini?” Krystal melihat sapu scraf-nya.
“Kau
tau aku tak akan mengajakmu kemari jika bukan karena merayakan sesuatu kan?”
Seung Hyun menatap tajam ke arah Krystal.
“Itu
sebabnya aku bertanya. Kenapa mendadak ingin bertemu aku di sini? Perayaan 4
bulan kita sudah 3 hari yang lalu.”
“Krystal-ah.”
Seung Hyun menggenggam tangan Krystal. “Aku akan ke Jerman. Aku dipromosikan di
sana.” Mata Seung Hyun berbinar menatap Krystal.
Krystal
tak tau harus mengatakan apapun. Satu-satunya yang terpikir olehnya saat itu
hanyalah tersenyum. Meskipun senyumnya sangat canggung, tetapi Seung Hyun tak
menyadari hal itu. “Cukhae, sunbae.” Singkat tetapi membuat Seung Hyun semakin
berbinar. Krystal sangat jarang mengucapkan selamat kepada Seung Hyun. Seung
Hyun sangat bahagia hingga ia tak menyadari bahwa Krystal memanggilnya sunbae.
“Geunde,
kapan kau akan berangkat?” Krystal menemukan suaranya kembali.
“Dalam
5 hari. Wae?” Seung Hyun tak menyadari suara Krystal sedikit tersendat.
“Secepat
itu?” Mata Krystal hampir terlempar keluar karena terkejut.
“Itu
cukup untukku berkemas.” Seung Hyun masih tak menyadari perubahan raut wajah
Krystal.
“Geunde,
sunbae..”
“Mwo?
Sunbae?” Seung Hyun kehilangan senyumannya.
“Chagi-ya,
apa aku membuatmu tak nyaman? Saat terakhir kau memanggilku sunbae adalah ketika
aku minum bersama Jeong Min Ha. Aku tau dulu kau memanggilku seperti itu karena
kau marah kepadaku. Tetapi kali ini apa? Tidakkah kau tau ketika aku pergi ke
Jerman maka gaji yang kuperoleh akan lebih besar? Aku bisa mengangkatmu dari
tempat kecil yang kau sebut rumah itu. Aku bisa menempatkanmu di apartemen
berkelas. Aku bisa memberikan apapun yang kau inginkan.” Seung Hyun tersenyum
sabar.
“Jadi
bagaimana? Oppa? Aku harus memanggil seseorang yang akan meninggalkanku dengan
sebutan Oppa?” Krystal mendengus dan pergi dari tempat itu.
“C..Ca..Chagi-ya!!
Krystal-ah!!” Seung Hyun berusaha memanggil Krystal yang semakin menjauh.
Krystal
tak bisa menahan tangisnya di sepanjang jalan. Hatinya sangat sakit ketika
mendengar apa yang diucapkan Seung Hyun. Krystal merasa harga dirinya terluka
seolah Krystal selalu meminta semua hal kepada Seung Hyun. Seolah Krystal
adalah seorang wanita materialistis yang selalu mengemis uang atau benda-benda
bermerk kepada kekasihnya. Krystal melihat ke beberapa arah dan ia baru
mengetahui bahwa ia sedang menjadi pusat perhatian. Ahh… ia lupa saat ini ia
berada di sepanjang jalan pulang. Segera ia mengambil ponsel dan menghubungi
Jongin. Bahkan Jongin yang malas pun akan langsung berlari ke mobil untuk
menjemput Krystal jika ia dalam keadaan seperti ini.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar
Krystal
kembali menghubungi nomor tersebut. Dan nomor-nomor lain yang pernah digunakan
Jongin. Tetapi mendapat jawaban yang sama.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar
Continued in Chapter 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar