Because I Love You
Author : Shin Yoon Ah
Lenght : Chapter
Genre : Romance, Friendship
Cast : Kim Jong In, Krystal, Choi Seung Hyun
Seung
Hyun geram dan ingin memukul wajah Minha saat itu juga karena berlaku kasar
kepada orang yang dicintainya. Ia bisa saja melakukannya jika saat ini
statusnya bukan sebagai calon tunangan Jeong Min Ha. Ia melihat air mata telah
mengintipnya dari mata Krystal. Ia tidak bisa melakukan hal ini. Ia tersiksa
melihat Krystal menangis. Ia hampir saja memeluk Krystal agar ia tak menangis
tepat ketika seorang namja yang terlihat beberapa tahun lebih mudah darinya
menggenggam tangan Krystal.
“Terima
kasih sudah menjemputku. London benar-benar luar biasa. Aku akan
menceritakannya padamu.” Ucap Jongin kepada Krystal. Setelah mengucap salam kepada
Seung Hyun dan yeojanya, ia menarik Krystal ke dalam mobilnya.
“Gomawo.”
Ucap Krystal ketika mereka telah meninggalkan bandara.
“Wae?
Kupikir kau memang menjemputku.” Ucap Jongin sambil melihat ke arah Krystal.
Krystal
hanya tersenyum. Ia tersenyum karena akhirnya ia menemukan Jongin dan namja itu
yang menyelamatkannya dari rasa malu. Tetapi hatinya tetap saja sangat
tersakiti oleh sikap Seung Hyun. Seolah Seung Hyun benar-benar telah
melupakannya dan memulai hubungan baru dengan sekretarisnya sendiri.
Jongin
menepikan mobilnya dan mematikan mesin mobilnya. Mematikan AC dan menutup rapat
jendela mobilnya. Memandang ke arah Krystal yang berusaha setengah mati menahan
air matanya agar tetap di tempat.
“Menangislah!”
Ucap Jongin.
Krystal
merebahkan kepalanya ke pundak Jongin dan menangis. Jongin dengan sabar
membelai rambut Krystal dan memandang lurus ke depan. Ia tak ingin melihat
Krystal menangis karena itu sangat melukai perasaannya. Mereka berada di sisi
jalan itu hingga matahari hampir meninggalkan peradaban.
“Kau
ingin pulang atau tetap di sini?” Ucap Jongin perlahan.
“Aku
ingin tidur.” Jawab Krystal lemah.
Jongin
mengemudikan mobilnya tanpa menggeser kepala Krystal. Krystal tertidur karena
terlalu lelah menangis. Jongin mencium kening Krystal diam-diam dan perlahan
agar yeoja itu tak terbangun. Jongin berhenti di depan gedung kompleks rumah
Krystal. Jongin keluar dari mobil dan menuju sisi mobil yang lain. Ia menarik
napas sejenak. Jongin sempat ragu untuk menggendong Krystal. Ia menghembuskan
napas lagi.
“Hanya
perlu melewati pintu kecil itu, menaiki tangga 3 deret tangga, dan sampai di
pintu rumah Krystal.” Ucap Jongin pada dirinya sendiri. Ia membuka pintu mobil
dan saat ia mengangkat tubuh Krystal, yeoja itu membuka mata.
“Aku
bisa jalan sendiri, Jongin-ah.” Ucap Krystal lemah.
“Kau
bahkan tak memiliki tenaga untuk berbicara.” Jongin mengangkat badan Krystal.
Tak seberat terakhir kali ia menggendongnya. Ini pasti lebih mudah dari yang
dipikirkannya di awal.
Pintu
kecil itu bisa dilewati dengan mudah. Tinggal beberapa tangga di depan mata.
Beberapa? 50 tangga bisa terhitung beberapa? Satu deret tangga telah berhasil
dilalui. Deretan kedua, Jongin hampir kehabisan napas. Di lantai 2 ini ia
berhenti sejenak.
“Krystal-ah,
kau bisa berjalan sendiri? Aku akan membopongmu.” Jongin berbicara dengan sisa
napasnya.
“Aku
bisa. Aku tau akan berakhir seperti ini.” Cibir Krystal. Jongin menurunkan
Krysatl dan membopongnya melewati tangga selanjutnya.
“Kau
sudah di rumah. Aku akan pulang.” Ucap Jongin setelah ia merebahkan Krystal di
tempat tidur.
“Gajima.
Temani aku setidaknya sampai aku tertidur.” Ucap Krystal memegang lengan
Jongin. Jongin mengangkat sebelah alisnya. Ia heran dengan perubahan yang
terjadi pada Krystal.
“Kau
bilang akan menceritakan London.” Krystal menambahi.
“Ohh…
Kau mendengarnya?” Jongin merebahkan tubuhnya di samping Krystal. Yeoja itu
memeluk perutnya. Jongin menceritakan semua hal yang ia tau tentang London dari
mata kuliahnya. Ia tidak benar-benar pergi ke London karena selalu menolak
ajakan aboji-nya, jadi ia sama sekali tak tau seperti apa London.
Krystal
terbangun cukup siang dan menemukan dirinya di rumah sendirian. Ia membuka
ponselnya dan menemukan dua nomor tak tersimpan. Ia membuka salah satunya.
Apa kau baik-baik saja? Choi Seung Hyun.
Aku benar-benar minta maaf karena aku salah
menilai maksudmu.
Apa namja kemarin kekasihmu? Kau ke bandara
menjemputnya?
Sebenarnya aku masih mencintaimu.
Krystal-ah, jika kau mau memperbaiki
hubungan kita, aku akan mengakhiri pertunanganku dengan Min Ha.
Krystal
mengabaikan pesan-pesan itu. Dan membuka nomor yang lain.
Aku tak tau kau akan bangun jam berapa jadi
aku memesankanmu makanan yang sering kau sebut junk food itu agar kau tak perlu
menghabiskan tenagamu untuk menghidupkan kompor. Jongin.
Krystal
segera menelepon nomor itu dan terdengar nada sambung. Krystal menghembuskan
napas lega. Ia takut Jongin akan berganti nomor untuk menghindarinya.
“Mwo?”
Ucap Jongin.
“Kupikir
kau tak akan sekasar ini setelah sepanjang malam mencium keningku.” Ucap
Krystal menggoda.
“Hya!!
Aku tak melakukannya.” Jongin salah tingkah.
“Kau
dimana? Biasanya kau akan bersarang di rumahku hingga tengah hari.”
“Aku
sedang di kantor. Mempersiapkan rapat 15 menit lagi.” Suara Jongin teredam oleh
berisiknya suara kertas.
“Aku
baru saja akan membuka bungkus junk food itu ketika kemudian ada 2 pesan masuk
di ponselku.” Krystal memutuskan untuk menceritakan hal ini kepada Jongin.
“Nugu?”
“Seung
Hyun Sunbae.”
Terdengar
jeda agak lama.
“Apa
responmu?” Ucap Jongin akhirnya.
“Entahlah
aku belum membalasnya. Aku sama sekali tak berniat membalas pesannya.”
“Apa
kau masih merasa sakit?”
“Ani…
hanya perasaan malas. Seperti sesuatu yang tak penting.”
“Baguslah.
Setidaknya itu akan mempermudah reparasi hatimu.” Jongin tersenyum.
“Pulang
nanti bisakah kau membantuku?” Krystal melihat sekeliling.
“Tentu
saja… aku akan menghubungimu nanti. Jangan lupa makan sampah itu.” Jongin
menutup telepon dan Krystal terkekeh.
Setelah
menghabiskan sarapan pukul 11-nya, Krystal mengeluarkan kardus besar dari
lemari bajunya. Ia mengambil beberapa barang yang merupakan pemberian Seung
Hyun dan memasukannya ke dalam kardus. Melepas gelang yang ia kenakan dan
menaruhnya di atas kotak sepatu di dalam kardus. Ia juga melepas cincin di jari
manis kirinya, memasukkannya ke kotak perhiasan, dan menaruhnya ke dalam
kardus. Krystal juga membereskan kamarnya yang berantakan dan menemukan baju
pertama yang dibelikan Jongin untuknya. Saat itu Jongin menguras tabungannya
sendiri untuk membelikan Krystal gaun pertama.
Telah
banyak yang berubah dari mereka. Krystal yang dulu polos sekarang terlalu
embisius. Jongin yang dulu sangat tidak ingin mandiri, sekarang ia mulai
bekerja di perusahaan abojinya. Mereka telah bertambah dewasa. Kejadian demi
kejadian berputar pelan di kepala Krystal. Beberapa ingatan tentang Jongin
membuat hatinya berdebum pelan. Ia merasakan pipinya memerah.
Setelah
membantu Krystal mengangkat dua kotak besar ke dalam bagasi mobilnya, Jongin
segera menyusul Krystasl memasuki mobil. Hari ini Krystal berniat mengembalikan
semua benda yang pernah Seung Hyun berikan untuknya.
“Kenapa
banyak sekali?” Ucap Jongin.
“Kita
menjalin hubungan lebih dari 2 tahun. Mana mungkin hanya sekedar satu atau dua
potong baju. Bagaimana menurutmu penampilanku?” Ucap Krystal sambil menepuk
pelan gaunnya memberi kode kepada Jongin.
“Kau
bahkan memperhatikan penampilanmu ketika kau mengunjungi mantan kekasihmu?”
Jongin tak menoleh sama sekali ke arah Krystal.
Krystal
mendengus sebal dan meniup poninya. Hal itu membuat Jongin tersenyum dan
melirik ke arah yeoja itu. Sontak ia menginjak rem nya.
“Hya!!
Apa yang kau lakukan?” Krystal membentak Jongin.
“Gaun
itu? Kau masih menyimpannya?” Jongin membelalakkan matanya.
“Aku
bahkan lupa memiliki gaun ini. Aku baru menemukannya.”
“Neo,
yepeo.” Ucap Jongin sambil menunjuk ke arah Krystal.
“Gomawo.”
“Bukan
kau. Gaunnya.” Jongin menjalankan mobilnya lagi. “Tak rugi aku mengeluarkan
banyak uang untuk benda itu.”
Krystal
berniat mengembalikan barang-barang itu seorang diri. Tetapi Jongin menyarankan
cara yang lebih baik.
“Krystal-sshi,
apa yang kau lakukan di rumah ini?” Ucap Minha di depan pintu.
“Menyembalikan
barang-barang bekas. Seung Hyun di rumah?” Ucap Krystal santai.
“Krystal,
kau datang?” Seung Hyun berlari keluar dengan mata berbinar yang kemudian redup
ketika melihat Krystal datang bersama Jongin.
“Hai.
Maaf kemarin meninggalkan kalian dengan sangat tidak sopan. Sunbae, aku belum
memperkenalkan kekasihku.” Krystal menunjuk Jongin yang menundukkan kepala di
belakang dua tumpuk kardus.
“Choi
Seung Hyun-sshi, Kim Jong In imnida.” Ucap Jongin kepada Seung Hyun dan ia
berbalik menatap Krystal, “Chagi-ya, bisa aku menaruhnya? Ini cukup berat.”
“Ohh…
Mianhae, Chagi. Kau bisa menaruhnya saja.” Ucap Krystal yang membuat Seung Hyun
tertusuk hatinya. Selama bertahun-tahun ia menjalin hubungan dengan Krystal, ia
belum pernah mendengar kata “chagi” terucap untuknya.
“Sunbae,
kami pulang dulu. Minha-sshi, annyeong-hi gaseyo.” Setelah memberi salam mereka
meninggalkan tempat itu.
Cukup
sampai di sana hubungan Choi Seung Hyun dan Krystal. Berbulan-bulan berlalu,
setidaknya cukup lama untuk menyelesaikan reparasi hati Krystal. Hari ini
wisuda Krystal. Jongin datang membawa buket bunga yang sangat cantik.
“Jongin-ah,
mau berfoto?” Ucap Krystal menarik tangan salah seorang temannya yang membawa
kamera.
Jongin
mendekati Krystal dan memberikan buket bunganya. Setelah selesai dalam beberapa
pose, yeoja itu akhirnya menanyakan status Jongin.
“Kekasihku.”
Ucap Krystal setelah berpikir sejenak.
Setelah
yeoja itu pergi, Jongin menarik Krystal menuju belakang mobilnya.
“Krystal,
ada yang ingin aku katakan kepadamu… Apa kau mau mencoba menjadi kekasihku?”
Ucap Jongin yang membuat Krystal diam dan hampir menjatuhkan bunga di
tangannya.
“Aku
telah mengubah diriku untukmu. Aku bekerja untukmu. Aku menggunakan otakku
untukmu. Aku sudah bisa membiayai hidupmu lebih dari yang aboji berikan. Aku
melakukan semuanya untukmu Krystal.” Mata Jongin menggambarkan pengharapan yang
begitu besar.
Di
luar harapan, Krystal menitikkan air mata. Tetapi tatapan matanya tak bisa
diartikan. Ia beberapa kali memukul dada Jongin.
“Kupikir
kita telah berpacaran sejak kejadian di bandara.” Air mata Krystal semakin
deras. Jongin melongo. Ia mencengkram lengan Krystal.
“Jinjja?”
Jongin memandang mata Krystal yang lembab dan basah. Krystal mengangguk dan
Jongin memeluk yeoja itu erat.
“Kau
sama sekali tak peka. Kau tidak menyadari perubahan sifatku. Kau bahkan tidak
menyadari bahwa aku tau kau mengikutiku selama ini. Kenapa kau
menyembunyikannya darikuu? Napeun namja.” Krystal melepas pelukan dan melirik
tajam tepat ke mata Jongin.
“Sejak
kapan kau mengetahuinya?” Jongin bertanya.
“Dua
hari yang lalu aboji-mu memberitahuku.”
“Mianhae,
aku tak ada niat membohongimu. Aku hanya… “ Jongin terkejut Krystal mencium
pipinya. “mengkhawatirkanmu.” Lanjut Jongin pelan.
“Gomawo,
Chagi-ya.” Krystal meraih tangan Jongin dan mengarahkan tangan mereka ke bibir
Jongin. Jongin mencium plan punggung tangan Krystal.
“Saranghae.”
“Nado,
Saranghae.”
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar