Because I Love You
Author : Shin Yoon Ah
Lenght : Chapter
Genre : Romance, Frienship
Cast : Kim Jongin, Krystal, Choi Seung Hyun
Krystal
tak bisa menahan tangisnya di sepanjang jalan. Hatinya sangat sakit ketika
mendengar apa yang diucapkan Seung Hyun. Krystal merasa harga dirinya terluka
seolah Krystal selalu meminta semua hal kepada Seung Hyun. Seolah Krystal
adalah seorang wanita materialistis yang selalu mengemis uang atau benda-benda
bermerk kepada kekasihnya. Krystal melihat ke beberapa arah dan ia baru
mengetahui bahwa ia sedang menjadi pusat perhatian. Ahh… ia lupa saat ini ia
berada di sepanjang jalan pulang. Segera ia mengambil ponsel dan menghubungi
Jongin. Bahkan Jongin yang malas pun akan langsung berlari ke mobil untuk
menjemput Krystal jika ia dalam keadaan seperti ini.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar
Krystal
kembali menghubungi nomor tersebut. Dan nomor-nomor lain yang pernah digunakan
Jongin. Tetapi mendapat jawaban yang sama.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar
Krystal
hampir menangis lebih keras ketika kemudian tangan Seung Hyun telah meraih
bahunya dan memutar badan yeoja itu menghadap ke Seung Hyun. Krystal berusaha
memberontak. Hal itu membuatnya semakin menjadi pusat perhatian.
“Chagi-ya,
dengarkan aku dulu! Kumohon.” Seung Hyun menatap Krystal hangat. Krystal memutuskan
untuk diam sementara waktu sembari mendengar bualan Seung Hyun tentang Jerman
dan pekerjaannya.
“Aku
tak akan pernah meninggalkanmu. Yang memisahkan kita kali ini hanya jarak kan.”
“Dan
waktu.” Potong Krystal.
“Dan
waktu.” Beo Seung Hyun. “Tetapi jika kita bisa menjalin komunikasi yang baik,
hubungan kita akan baik-baik saja. Aku berjanji akan selalu meluangkan waktu
untuk menghubungimu. Krystal-ah.. ani.. Chagi-ya, kumohon percayalah kepadaku.”
Seung Hyun mencengkram lembut bahu Krystal.
“Apa
mungkin kau bisa menyempatkan waktu di tempat kerjamu nanti?” Krystal
mengangkat sebelah alis.
“Tentu
saja aku bisa. Kau selalu muncul di pikiranku selama ini dan selamanya. Aku pasti
akan selalu ingat untuk menghubungimu. Atau mungkin aku akan menghubungimu
ketika kau telah tertidur karena aku terlalu memikirkanmu. Ayolah Krystal, kita
bisa melewati ini.” Seung Hyun menatap mata Krystal dalam.
“Atau
jika kau melarangku aku bisa menolaknya. Lalu aku akan memulai mencari
perusahaan baru bersamamu. Itu pasti juga cukup menyenangkan. Tak apa jika
gajinya kecil jika itu maumu.” Ucap Seung Hyun akhirnya setelah ia tak kunjung mendapat
jawaban dari Krystal.
“Anio,
Oppa.” Ucap Krystal akhirnya. “Ayo kita coba dulu.”
Seung
Hyun memeluk Krystal dan membawa yeoja itu memasuki mobilnya. Krystal memang
terlalu sedikit tersenyum selama sisa hari itu. Tetapi Seung Hyun memahaminya. Ia
tau bagaimana perasaan Krystal saat ini. Yeoja itu sedang dihadapkan pada dilemma
besar. Tak ingin jauh dari Seung Hyun dan tak ingin merusak karir Seung Hyun.
“Chagi-ya,
aku lupa mengatakan sesuatu. Saat kau lulus, aku akan membawamu ke Jerman. Kita
akan tinggal di sana.” Ucap Seung Hyun sesaat sebelum ia menutup jendela
mobilnya dan meninggalkan Krystal yang tersenyum sebelum berbalik menuju pintu.
4
hari berlalu begitu cepat sekaligus lambat bagi Krystal. Ia merasa terlalu
lambat karena ia kehilangan semangat hidup. Jongin hilang ditelan bumi. Seung Hyun
terlalu sibuk mempersiapkan kepindahannya. Sebenarnya Seung Hyun selalu menawari
Krystal untuk membantunya agar yeoja itu tak kesepian. Tetapi Krystal menolak.
Hari
ini adalah hari terakhir Seung Hyun di Seoul. Besok pagi-pagi sekali ia harus
siap di bandara. Hari ini ia membawa Krystal ke beberapa tempat yang mungkin
akan membekas di benak Krystal sebagai tempat mereka mengenang hubungan mereka
ketika saling berjauhan. Krystal tau maksud Seung Hyun. Krystal bisa datang ke
tempat-tempat terakhir mereka ketika ia merindukan Seung Hyun. ‘Hmm cukup aneh’
pikir Krystal pada awalnya. Dan yang lebih aneh, Seung Hyun membawa ke toko
sepatu. Apa yang terjadi dengan toko sepatu.
“Apa
yang membuatmu berpikir tempat ini akan berkesan di benakku?” Krystal menatap
Seung Hyun yang sedang memilih beberapa sepatu olahraga.
“Cobalah
pilih beberapa yang kau suka untuk dipertimbangkan.” Ucap Seung Hyun sebelum
meninggalkan Krystal ke sisi rak yang lain.
“Bisa
aku pilih semua yang aku inginkan?” Krystal menarik sebuah sepatu yang
membuatnya bisa melihat wajah Seung Hyun di seberang sana dan namja itu
tersenyum mengiyakan.
Krystal
berputar-putar mengelilingi toko beberapa keli tetapi hanya menemukan 4 sepatu
yang sesuai dengan seleranya. Sebenarnya Krystal lebih menyukai sepatu heels
yang akan membuatnya terlihat lebih tinggi dan membuat kakinya terlihat lebih
jenjang. Sedangkan Seung Hyun mendapat 5 sepatu yang lebih terlihat seperti
sepatu wanita.
“Kau
memakai sepatu seperti itu?” Krystal menunjuk sepatu hasil pencarian Seung Hyun
dan tertawa.
“Anio.
Kau memilih sepatu seperti itu?” Seung Hyun menekan pundak Krystal dan
membuatnya terduduk di sebuah bangku kecil kemudian Seung Hyun berjongkok di
depannya.
“Ini
dan ini.. ada heels di dalamnya kan?” Seung Hyun mengangkat dua sepatu di depan
wajah Krystal. Setelah Krystal mengangguk ia menyingkirkan sepatu itu.
“Yang
ini alasnya terlalu tebal. Designnya juga menggunakan tali yang sangat rumit. Kau
bisa jatuh.” Seung Hyun menyingkirkan sepatu yang lain.
“Yang
satu ini sepertinya tak terlalu berbahaya.” Seung Hyun menggeser sepatu itu
tetapi menjauhkannya dari ketiga sepatu yang pertama.
“Sekarang
bagaimana menurutmu sepatu yang aku pilihkan untukmu?” Seung Hyun menunjuk 5
sepatu di depan Krystal.
“Ini..
ini… ini.. aku tak suka warnanya. Itu mungkin akan membahayakan mataku. Selain itu,
lumayan juga.” Krystal menyingkirkan tiga sepatu dengan kakinya.
“Hya..
alasan macam apa itu?” Seung Hyun tertawa.
Pada
akhirnya Seung Hyun membeli 3 sepatu yang berhasil ia dan Krystal seleksi
berdasarkan kriteria keselamatannya dan alasan aneh milik Krystal.
“Chagi-ya,
kau bisa menggunakan sepatu ini saat kau pergi kuliah. Mulai besok aku tak bisa
mengantarmu. Meskipun kau berangkat sepagi apapun tanpa harus berlari gunakan
salah satu dari sepatu ini. Kau pasti akan membutuhkannya. Aku tak ingin
melihat kakimu penuh luka atau memar ketika aku kembali karena kau menggunakan
sepatu heels untuk berlari.” Seung Hyun membelai rambut Krystal dan mencium
keningnya sebelum yeoja itu masuk ke rumahnya.
Keesokan
paginya setelah mengantar Seung Hyun di bandara, Krystal memutuskan untuk
singgah di rumah Kim Woo Hyun. Ia berharap bisa bertemu Jongin. Tetapi prioritasnya
kali ini adalah menanyakan kepada Kim Woo Hyun mengenai tunjangannya. Kenapa uang
tunjangannya bertambah. Itu adalah pertanyaan yang harus segera ia dapat
jawabannya. Tetapi ketika ia sampai di rumah besar yang sempat hampir menjadi
tempatnya tidur itu hanya berisi beberapa pelayan dan petugas keamanan. Ia bisa
saja masuk dan makan beberapa cemilan di lemari es. Para pelayan sudah diberi
tugas oleh Kim Woo Hyun untuk memperlakukan Krystal seperti tuan rumah. Tetapi Krystal
seringkali menolak karena merasa canggung.
Beberapa
tahun berlalu. Tak terasa Krystal sudah hampir mengerjakan skripsinya. Dalam beberapa
tahun ia sama sekali belum bisa bertemu Kim Woo Hyun ataupun Kim Jongin. Ia tak
bisa menghubungi Kim Jongin karena sepertinya namja itu telah mengganti nomor
ponselnya dan tidak memberitahu Krystal. Sedangkan Kim Woo Hyun, Krystal bahkan
tidak pernah menyimpan nomor orang terhormat itu. Krystal merasa kurang sopan
jika ia membutuhkan sesuatu tetapi hanya mengucapkannya lewat telepon. Satu-satunya
orang kesayangannya yang masih menghubunginya adalah Seung Hyun. Orang yang
menepati janji.
Sebenarnya
selama ini Jongin tidak meninggalkan Krystal. Ia belajar meneruskan bisnis
aboji-nya demi Krystal. Itu tak bisa disebut meninggalkan mengingat Jongin
selalu mengikuti Krystal diam-diam ketika ia berada di waktu luang. Ia melihat
dengan penuh kebahagiaan ketika melihat yeoja itu tersenyum. Hatinya tersayat
melihat Krystal menangis. Dan berpaling ketika melihat Krystal berbahagia
bersama Seung Hyun. Jongin bahkan tau sebentar lagi Krystal akan mengerjakan
skripsi.
Keesokan
harinya adalah hari pertama dari selang waktu panjang yang dimiliki Krystal
untuk mengerjakan skripsinya. Awalnya ia berniat bersantai-santai sembari
mengganggu kesibukan Seung Hyun dan mengerjakan skripsinya di akhir kesempatan.
Tetapi setelah melihat materi awal skripsinya, ia segera merubah rencana. Ia akan
bekerja keras terlebih dahulu baru bersantai di akhir. Andai saja salah seorang
dari Seung Hyun atau mungkin Jongin ada di sini pasti ia merasa sedikit
terbantu. Kim Jongin. Krystal mulai merindukan namja hilang itu.
Skripsi
memang sangat berat bahkan bagi yeoja yang cukup pintar seperti Krystal. Di awal,
ia masih sempat membalas pesan singkat Seung Hyun atau mengangkat teleponnya
untuk berbicara sebentar. Tetapi Krystal mulai kewalahan dan memutuskan untuk
mengabaikan pesan dari Seung Hyun untuk sementara waktu. Toh tidak akan memakan
waktu yang lama.
Proses
skripsi berjalan sedikit lebih lama dari perkiraan Krystal. Tetapi semua
berakhir memuaskan. Ketika ia menghubungi Seung Hyun untuk pertama kali, ia
mendengar jawaban yang sama seperti ketika ia menghubungi Jongin.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar
Krystal
berusaha mencari informasi tentang Seung Hyun ke beberapa rekannya satu kampus.
Ia terlalu takut kehilangan Seung Hyun hingga kemudian ia terpaksa harus ke
kantornya. Setelah melalui proses panjang, akhirnya ia dipertemukan dengan teman
dekat Seung Hyun di kantor tersebut. Namja yang tidak diketahui namanya oleh
Krystal itu menolak memberikan nomor kontak Seung Hyun. Tetapi ia memberi
informasi bahwa Seung Hyun akan kembali ke Seoul besok untuk menemui
keluarganya.
Keesokan
paginya Krystal pergi ke bandara. Ia ingin menjadi orang pertama yang menjemput
Seung Hyun. Ia menunggu begitu lama, mungkin 3 atau 4 jam hingga kemudian sosok
Seung Hyun muncul di antara kerumunan orang. Krystal segera berlar mendekat dan
memeluknya. Tetapi Seung Hyun malah melepas pelukan itu.
“Krystal,
apa yang kau lakukan di sini?” Seung Hyun terlihat sangat terkejut. Sorot matanya
seperti kerinduan tetapi disembunyikan.
“Aku
menjemput kekasihku. Apa aku salah?” Krystal hampir memeluk Seung Hyun legi
ketika sepasang tangan wanita memeluk lengan namja itu.
“Jeong
Min Ha? Apa yang kau lakukan? Kau itu hanya sekretaris! Berani-beraninya!” Kemarahan
Krystal hampir di ujung ubun-ubun.
“Krystal!”
Seung Hyun berkata tegas namun tidak membentak. “Kupikir hubungan kita telah
berakhir sejak kau memutus komunikasi kita.” Ucap Seung Hyun menjelaskan.
“Anio.
Aku tak menganggap seperti itu. Aku mengerjakan skripsiku jadi aku tak bisa
menghubungimu. Dan ini… apa yang terjadi antara kau dan Minha di sana?” Krystal
menarik tangan Minha dari lengan Seung Hyun tetapi ditepis oleh Seung Hyun.
“Hubungan
kalian sudah berakhir. Apa kau tak mendengarnya, jalang?” Minha berteriak di
depan wajah Krystal.
Seung
Hyun geram dan ingin memukul wajah Minha saat itu juga karena berlaku kasar
kepada orang yang dicintainya. Ia bisa saja melakukannya jika saat ini
statusnya bukan sebagai calon tunangan Jeong Min Ha. Ia melihat air mata telah
mengintipnya dari mata Krystal. Ia tidak bisa melakukan hal ini. Ia tersiksa
melihat Krystal menangis. Ia hampir saja memeluk Krystal agar ia tak menangis
tepat ketika seorang namja yang terlihat beberapa tahun lebih muda darinya
menggenggam tangan Krystal.
Continued in Chapter 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar