Jumat, 06 Januari 2017

FF Indo : Because I Love You Chapter 2



Because I Love You
Author : Shin Yoon Ah
Lenght : Chapter
Genre : Romance, Friendship
Cast : Kim Jong In, Krystal, Choi Seung Hyun


Sejenak Woo Hyun berpikir. Itu adalah hal yang paling dikhawatirkan Woo Hyun terhadap Jongin selain selera Jongin terhadap wanita. Woo Hyun melihat yeoja di belakang putranya baik-baik. Jongin menyebut gadis itu Krystal dengan latar belakangnya yang mengerikan dan menyedihkan. Krystal, gadis kampung seperti ini adalah gadis pertama yang dibawa Jongin kepadanya. Bahkan seingat Woo Hyun mungkin Krystal adalah gadis pertama yang bisa berdiri sedekat itu dengan Jongin tanpa mendapat teriakan kasar dari Jongin. Woo Hyun menelusuri wajah gadis itu baik-baik hingga kemudian Jongin menutupinya, berdiri di antara mereka.
Jongin maju lebih dekat ke arah Woo Hyun dan membisikkan sesuatu, “Apa aboji berpikir untuk menjadikannya eommaku?” Jongin terdengar waspada.
“Bolehkah?”
“Aboji!!” Jongin berteriak tanpa memundurkan kepalanya.
“Hahaha… tentu saja tidak. Bersihkan dirinya dan bantu dia mencari berkas baru yang bisa digunakan untuknya mencari universitas bagus di Seoul.” Woo Hyun tertawa dan kembali duduk.
“Gomapsemnida.” Krystal berkali-kali membungkuk sampai Jongin dengan penuh semangat menariknya keluar ruangan.
*Flashback ended
Seung Hyun pergi setelah memastikan Krystal berjalan dengan aman dan membuatnya berjanji untuk mengobati lukanya. Seung Hyun tak menyangka gadis yang menarik perhatiannya sejak semester lalu itu tinggal di sebuah rumah kecil di sebuah gedung yang sangat jauh dari kesan mewah. Tetapi hal itu tak akan menyurutkan perasaannya terhadap Krystal.
“Kau belum pulang?” Krystal memasuki rumah mungilnya dan melihat Jongin duduk di tengah ruangan dengan wajah gelap.
“Siapa yang mengantarmu pulang?”
“Sunbae-ku. Choi Seung Hyun sunbae. Wae?” Krystal menaruh tasnya dan mengambil segelas air lalu duduk di depan Jongin.
“Sunbae? Wahh kalian pasti sangattt dekat.” Sindir Jongin.
“Wae?” Krystal meletakkan gelas dan menggeser duduk Jongin. “Pikyeo! Aku harus mengerjakan tugas.”
“Ahh.. Araseo aku akan pulang. I’ll go home, Miss!!” Ucap Jongin seraya mencubit pipi Krystal.
Awalnya Jongin benar-benar merasa tidak suka dengan tingkah Krystal yang membiarkan seseorang terutama senior lelakinya mengantar yeoja itu pulang. Tetapi hal itu tidak terjadi pertama kali malam ini.  Beberapa bulan yang lalu Jongin juga pernah melihat Krystal keluar dari mobil milik teman laki-lakinya. Setelah perdebatan panjang akhirnya Jongin tau bahwa namja itu memaksa Krystal untuk diantar pulang karena memang malam itu telah larut dan Krystal baru selesai mengerjakan tugas kelompoknya di kampus bersama namja tersebut dan beberapa teman lainnya, dan lagi hari itu Krystal tak mengetahui Jongin di rumahnya.
Beberapa jam yang lalu kejadian itu terulang lagi. Meskipun pernah mengalaminya Jongin masih saja merasakan sensasi terbakar di dadanya. Hanya saja Jongin cukup sadar untuk tidak mengulangi kesalahannya dengan membentak Krystal dan menciptakan perang besar baru. Cubitan di pipi Krystal dirasa Jongin cukup untuk menghukum Krystal karena ia masih mendengar yeoja itu berteriak kesakitan sambil mengucapkan namanya diikuti serangkaian umpatan yang membuat Jongin tertawa di tangga luar kompleks rumah Krystal walaupun Jongin tau sebenarnya Krystal hanya menganggap itu suatu candaan bukan hukuman.
Jongin berpikir ‘kenakalan’ Krystal dengan sunbae-nya ini hanya akan berlangsung sehari. Tetapi tidak, pada hari-hari selanjutnya Jongin masih melihat mobil Mercedes silver itu menurunkan Krystal di depan kompleks rumahnya. Jongin memang tak selalu datang ke rumah Krystal hanya saja setiap ia datang, namja itu selalu ada di sana. Membukakan pintu mobil untuk Krystal, melambai saat Krystal memasuki gedung kompleks rumahnya, dan menunggu hingga lampu rumah Krystal menyala. Beberapa kali Krystal memperlihatkan wajahnya di sana yang kemudian mengundang Seung Hyun untuk melambaikan tangannya dan dibalas dengan anggukan sesaat dari Krystal sebelum kemudian ia menutup gorden kamarnya dan Seung Hyun pergi.
Selama hampir dua minggu Jongin hanya memperhatikan dan menahan amarahnya untuk menghindari pertengkarannya dengan Krystal. Hanya saja amarah itu semakin lama semakin membuncah. Jongin bertekad mulai hari ini sampai waktu tertentu ia akan selalu datang ke rumah Krystal dan memperhatikan bagaimana reaksi Krystal dengan hal itu. Pada beberapa hari pertama Jongin hanya memarkirkan Fortuner hitamnya beberapa meter dari pintu masuk ke gedung kompleks rumah Krystal. Jongin sangat terkejut karena Krystal selalu tersenyum ketika turun dari mobil itu. Senyum itu!! Hanya Jongin dan Abojinya yang mendapat senyum itu selama ini. Kenapa Seung Hyun bisa menerima itu? Besok Jongin harus menjalankan rencana keduanya : masuk ke rumah Krystal dan menunggu kepulangannya untuk melihat ekspresi Krystal.
Jongin berekspektasi Krystal akan terkejut dan akan terjadi perdebatan yang selama ini Jongin hindari. Hal ini akan seperti adegan drama yang sering Jongin lihat di TV. Jongin terlalu memikirkan  senyum Krystal kepada Choi Seung Hyun hingga ia tak bisa menutup mata. Kali ini ia benar-benar marah kepada yeoja itu.
Seperti kebiasaan Seung Hyun akhir-akhir ini, siang itu ia menunggu Krystal di taman kampusnya untuk kemudian mengantar Krystal pulang. Hanya saja kali ini sedikit berbeda. Jantung Seung Hyun berdetak terlalu cepat hingga ia takut benda itu akan meledak keluar dari dadanya. Setelah susah payah membujuk akhirnya Krystal menuruti keinginan Seung Hyun untuk berkunjung ke salah satu rumah makan kesukaan Seung Hyun. Tempat itu merupakan restoran berkelas yang hanya bisa Krystal datangi bersama Jongin atau Tuan Kim Woo Hyun.
“Kau pernah kemari?” Tanya Seung Hyun ketika ia telah duduk di seberang meja.
“Eoh. Beberapa kali.” Jawab Krystal. Seung Hyun menampakkan ekspresi wajah yang sangat sulit diartikan Krystal.
“Bersama temanku dan ayahnya.” Lanjut Krystal.
“Ahh…geurogeuna.” Seung Hyun tersenyum
Makan siang mewah itu berjalan lancar dan penuh emosi. Seung Hyun masih belum kehilangan detak jantungnya. Sedangkan Krystal benar-benar kagum oleh sosok Seung Hyun. Mereka menceritakan banyak hal hingga kemudian suasana  hening sejenak.
“Sebentar lagi aku akan magang.” Suara Seung Hyun memecah keheningan.
“Kau bahkan belum lulus, sunbae.” Krystal menaruh peralatan makannya.
“Eoh. Pamanku memberiku kesempatan bekerja sambil kuliah.”
“Ahh…geurogeuna.” Krystal meraih kembali peralatan makannya.
“Kau bilang kau menyukai namja yang bekerja sendiri untuk menghidupi dirinya sendiri. Kupikir gajiku nanti cukup untuk membiayai kebutuhanku dan kekasihku.” Seung Hyun berusaha memulai apa yang telah ia inginkan sekian lama.
“Sunbae, kau benar-benar lelaki idaman.” Puji Krystal sambil memasukan potongan daging ke mulutnya.
“Gomawo… Kalau begitu mungkin aku akan cocok dengan wanita idaman sepertimu, Krystal-sshi.”
“Ne?!” Krystal hampir tersedak makanannya.
Seung Hyun mengeluarkan kotak yang sedari tadi mengganjal di saku jaketnya. Benda itu juga mengganjal di hatinya, seperti Krystal. Seung Hyun membuka kota tersebut di hadapan Krystal, “Krystal-sshi, jadilah kekasihku! Jebal.”
Krystal benar-benar terkejut. Ia tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun. Ia hanya mengangguk dan membiarkan Seung Hyun memasukkan sebuah cincin berlian ke jari manisnya. Ia juga hanya bisa membiarkan Seung Hyun mencium punggung tangannya dengan mata tak percaya.
Krystal masih merasa tak percaya bahwa saat ini ia telah menjadi yeocin dari mahasiswa luar biasa seperti Choi Seung Hyun. Ia bahkan masih merasakan keberadaan Seung Hyun di sampingnya padahal baru beberapa detik yang lalu ia berpisah dengan Seung Hyun di bawah. Krystal merasa kali ini, tanpa menaiki tangga pun ia pasti akan sampai di rumahnya. Ia merasa sedang terbang. Dan kemudian terjatuh saat melihat Jongin di rumahnya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” Ucap Krystal berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Jongin berusaha terlihat cool meskipun ia sangat bahagia karena ekspresi Krystal benar-benar seperti ekspektasinya. “Apa kau selalu pulang bersama Choi Seung Hyun?”
“Wae? Dia namja yang baik. Bahkan ia mulai magang di sebuah perusahaan. Memang tak sebesar milik aboji-mu. Tapi kau tau kan aku selalu menyukai namja mandiri seperti itu.”
Krystal segera duduk di depan Jongin dan melepas jaketnya. Setelah tersenyum sejenak ia menunjukkan tangan kirinya kepada Jongin. Seketika itu juga rona bahagia di mata Jongin tergantikan dengan mata terkejut bercampur kecewa dari namja itu.
“Mwoya? Ini tak seperti yang aku bayangkan.” Batin Jongin.
“Aku, Krystal. Gadis kampong yang kau temukan dulu. Menjadi kekasih Choi Seung Hyun, senior terbaik di kampus. Jongin-ah, aku kekasih Choi Seung Hyun.” Ucap Krystal penuh semangat.
“Wahh… luar biasa. Namja seperti itu menyukaimu?” Jongin berusaha mengimbangi perasaan bahagia Krystal. Hanya saja ada segelintir perasaan aneh di hatinya. Seperti saat ia melihat eomma-nya meninggal. Tetapi tak sama persis.
“Wae?? Banyak orang bilang kami pasangan serasi.” Krystal berdiri dan menjulurkan lidahnya. “Kau sudah makan? Tunggu aku mandi dan aku akan membuatkan ramen untukmu.”
Bukan waktu yang lama untuk menunggu Krystal selesai mandi. Tetapi ketika yeoja itu keluar dari kamar mandi, Jongin telah keluar dari rumahnya. Krystal berpikir namja itu memiliki masalah mendesak. Tetapi tanpa Krystal sadari, Jongin tak pernah memasuki rumah itu lagi. Bahkan namja itu tak pernah memperlihatkan diri di depan Krystal. Hanya uang tunjangan saja yang terus mengalir ke rekening Krystal. Yeoja itu tak merasa terganggu pada awalnya karena ia mendapat banyak perhatian dari Seung Hyun.
Satu minggu… dua minggu… satu bulan… Krystal masih belum merasakan hal yang aneh. Hari ini ia menghadiri wisuda Choi Seung Hyun. Ia menunggu sangat lama karena banyaknya hobae yang ingin berfoto dengan idola mereka untuk yang terakhir kalinya. Ini terakhir kalinya, jadi Krystal tak ingin mengganggu kesenangan mereka meskipun Seung Hyun pasti hanya akan tersenyum dan berkata, “lakukan apapun yang kau inginkan terhadapku. Aku milikmu.” Ahh itu sedikit memalukan bagi Krystal.
“Sudah lama menunggu?” seseorang memeluk Krystal dari belakang.
“Haruskah aku menjawab? Karna kupikir kau melihatku dari sana sejak dua atau tiga jam yang lalu?” Krystal berbalik dan mendapati namcin-nya yang kemudian meletakkan tangan di punggung yeoja itu, ahh kekanakan sekali.
“Ada yang ingin kau ucapkan untukku, Choi Krystal-sshi?”
“Hya!! Mengapa begitu jelek? Choi Krystal? Ahh geumanhae.” Krystal melepaskan pelukan namja itu.
“Araseo… kau tak ingin mengucapkan selamat atas kelulusanku?” Seung Hyun mendekatkan wajahnya ke wajah Krystal.
“Kau adalah Choi Seung Hyun, kelulusan merupakan kewajibanmu. Aku tak perlu memujimu atas kewajibanmu kan?” Krystal tersenyum.
“Hahaha… setidaknya kau harus membawakanku sesuatu.. bunga mungkin atau apapun yang mungkin bisa kau bawa untukku. Wahh… kau mengecewakanku.” Seung Hyun menegakkan tubuhnya.
“Aku lupa membawa sesuatu. Tapi aku ingat akan memberikanmu sesuatu.” Krystal tersenyum sambil merapatkan jaketnya.
“Mwoga?” Seung Hyun menunduk menatap Krystal ketika kemudian bibirnya menempel pada sesuatu yang hangat. Itu hanya ciuman sekilas tetapi jantungnya seakan berhenti berdetak.
“Wahhh.. dingin.. mungkin secangkir kopi.” Krystal mengerling dan segera berbalik. Tetapi Seung Hyun menarik lengannya yang membuat yeoja itu menghadap ke arah yang sangat menguntungkan bagi Seung Hyun.
“Kupikir ini akan menghangatkanmu.” Seung Hyun menempelkan bibirnya lembut di bibir Krystal. Kali ini ia tak akan membiarkan gadis di pelukannya ini mengobrak-abrik hati dan otaknya.
Jongin hampir menggugurkan pendiriannya lagi untuk kesekian kalinya. Hampir saja ia berlari dan berniat memukul Choi Seung Hyun yang telah berani memaksa Krystal untuk menciumnya lagi. Tetapi niatnya berhenti ketika Krystal bahkan membalas pelukan Choi Seung Hyun, bukan menamparnya. Apa ini? Ciuman singkat dari Krystal saja telah membuat hati Jongin remuk lagi. Dan sekarang, ciuman ini, hampir saja Jongin menitikkan air mata ketika salah seorang bawahan ayahnya memanggil namanya untuk segera memasuki mobil menuju penerbangan selanjutnya ke Amerika. Jika Krystal menyukai namja yang dapat menghasilkan uang, ia akan menjadi namja yang akan menghasilkan banyak uang untuk Krystal. Jika Krystal menginginkan banyak uang, ia akan memberikan lebih banyak uang kepada yeoja itu dari hasil kerjanya sendiri.
Tiga bulan yang lain telah berlalu dan Krystal mulai merasa kehilangan sesuatu. Ia mulai merasakan kehilangan ketika Seung Hyun mulai jarang memiliki waktu untuknya dan saat itu juga ia baru mengingat Jongin yang bahkan telah empat bulan sama sekali tak menginjakkan kaki di rumahnya lagi. Ia baru saja mengecek rekeningnya dan pemasukkannya tak berubah. Lalu kemana Jongin pergi? Ia tak melupakan debet Krystal tetapi sama sekali tak pernah mengunjungi rumah mungilnya lagi.
Ponsel Krystal berbunyi. ‘Seung Hyun Sunbae’ dengan jelas nama itu terpampang di layar ponselnya. Tapat waktu. Apakah namja itu juga mengetahui apa yang Krystal pikirkan dan sebisa mungkin mencegah yeoja itu berpaling ke Jongin? Wahh…
“Kau sudah makan?” Seperti biasa, bahkan telah terdengar suara di seberang sana walaupun Krystal belum melontarkan sepatah kata pun.
“Ajjik. Wae?” Jawab Krystal kemudian.
“Temui aku di tempat itu. Kau tau kan?”
“Restoran itu? Eoh.” Krystal menutup teleponnya. Tempat yang dimaksud adalah restoran tempat Seung Hyun dan Krystal memulai hubungannya empat bulan yang lalu.
“Kenapa mendadak kau ingin bertemu aku di sini?” Krystal melihat sapu scraf-nya.
“Kau tau aku tak akan mengajakmu kemari jika bukan karena merayakan sesuatu kan?” Seung Hyun menatap tajam ke arah Krystal.
“Itu sebabnya aku bertanya. Kenapa mendadak ingin bertemu aku di sini? Perayaan 4 bulan kita sudah 3 hari yang lalu.”
“Krystal-ah.” Seung Hyun menggenggam tangan Krystal. “Aku akan ke Jerman. Aku dipromosikan di sana.” Mata Seung Hyun berbinar menatap Krystal.
Krystal tak tau harus mengatakan apapun. Satu-satunya yang terpikir olehnya saat itu hanyalah tersenyum. Meskipun senyumnya sangat canggung, tetapi Seung Hyun tak menyadari hal itu. “Cukhae, sunbae.” Singkat tetapi membuat Seung Hyun semakin berbinar. Krystal sangat jarang mengucapkan selamat kepada Seung Hyun. Seung Hyun sangat bahagia hingga ia tak menyadari bahwa Krystal memanggilnya sunbae.
“Geunde, kapan kau akan berangkat?” Krystal menemukan suaranya kembali.
“Dalam 5 hari. Wae?” Seung Hyun tak menyadari suara Krystal sedikit tersendat.
“Secepat itu?” Mata Krystal hampir terlempar keluar karena terkejut.
“Itu cukup untukku berkemas.” Seung Hyun masih tak menyadari perubahan raut wajah Krystal.
“Geunde, sunbae..”
“Mwo? Sunbae?” Seung Hyun kehilangan senyumannya.
“Chagi-ya, apa aku membuatmu tak nyaman? Saat terakhir kau memanggilku sunbae adalah ketika aku minum bersama Jeong Min Ha. Aku tau dulu kau memanggilku seperti itu karena kau marah kepadaku. Tetapi kali ini apa? Tidakkah kau tau ketika aku pergi ke Jerman maka gaji yang kuperoleh akan lebih besar? Aku bisa mengangkatmu dari tempat kecil yang kau sebut rumah itu. Aku bisa menempatkanmu di apartemen berkelas. Aku bisa memberikan apapun yang kau inginkan.” Seung Hyun tersenyum sabar.
“Jadi bagaimana? Oppa? Aku harus memanggil seseorang yang akan meninggalkanku dengan sebutan Oppa?” Krystal mendengus dan pergi dari tempat itu.
“C..Ca..Chagi-ya!! Krystal-ah!!” Seung Hyun berusaha memanggil Krystal yang semakin menjauh.
Krystal tak bisa menahan tangisnya di sepanjang jalan. Hatinya sangat sakit ketika mendengar apa yang diucapkan Seung Hyun. Krystal merasa harga dirinya terluka seolah Krystal selalu meminta semua hal kepada Seung Hyun. Seolah Krystal adalah seorang wanita materialistis yang selalu mengemis uang atau benda-benda bermerk kepada kekasihnya. Krystal melihat ke beberapa arah dan ia baru mengetahui bahwa ia sedang menjadi pusat perhatian. Ahh… ia lupa saat ini ia berada di sepanjang jalan pulang. Segera ia mengambil ponsel dan menghubungi Jongin. Bahkan Jongin yang malas pun akan langsung berlari ke mobil untuk menjemput Krystal jika ia dalam keadaan seperti ini.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar
Krystal kembali menghubungi nomor tersebut. Dan nomor-nomor lain yang pernah digunakan Jongin. Tetapi mendapat jawaban yang sama.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar

Continued in Chapter 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar