Jumat, 06 Januari 2017

FF Indo : Because I Love You Chapter 4



Because I Love You
Author : Shin Yoon Ah
Lenght : Chapter
Genre : Romance, Friendship
Cast : Kim Jong In, Krystal, Choi Seung Hyun


Seung Hyun geram dan ingin memukul wajah Minha saat itu juga karena berlaku kasar kepada orang yang dicintainya. Ia bisa saja melakukannya jika saat ini statusnya bukan sebagai calon tunangan Jeong Min Ha. Ia melihat air mata telah mengintipnya dari mata Krystal. Ia tidak bisa melakukan hal ini. Ia tersiksa melihat Krystal menangis. Ia hampir saja memeluk Krystal agar ia tak menangis tepat ketika seorang namja yang terlihat beberapa tahun lebih mudah darinya menggenggam tangan Krystal.
“Terima kasih sudah menjemputku. London benar-benar luar biasa. Aku akan menceritakannya padamu.” Ucap Jongin kepada Krystal. Setelah mengucap salam kepada Seung Hyun dan yeojanya, ia menarik Krystal ke dalam mobilnya.
“Gomawo.” Ucap Krystal ketika mereka telah meninggalkan bandara.
“Wae? Kupikir kau memang menjemputku.” Ucap Jongin sambil melihat ke arah Krystal.
Krystal hanya tersenyum. Ia tersenyum karena akhirnya ia menemukan Jongin dan namja itu yang menyelamatkannya dari rasa malu. Tetapi hatinya tetap saja sangat tersakiti oleh sikap Seung Hyun. Seolah Seung Hyun benar-benar telah melupakannya dan memulai hubungan baru dengan sekretarisnya sendiri.
Jongin menepikan mobilnya dan mematikan mesin mobilnya. Mematikan AC dan menutup rapat jendela mobilnya. Memandang ke arah Krystal yang berusaha setengah mati menahan air matanya agar tetap di tempat.
“Menangislah!” Ucap Jongin.
Krystal merebahkan kepalanya ke pundak Jongin dan menangis. Jongin dengan sabar membelai rambut Krystal dan memandang lurus ke depan. Ia tak ingin melihat Krystal menangis karena itu sangat melukai perasaannya. Mereka berada di sisi jalan itu hingga matahari hampir meninggalkan peradaban.
“Kau ingin pulang atau tetap di sini?” Ucap Jongin perlahan.
“Aku ingin tidur.” Jawab Krystal lemah.
Jongin mengemudikan mobilnya tanpa menggeser kepala Krystal. Krystal tertidur karena terlalu lelah menangis. Jongin mencium kening Krystal diam-diam dan perlahan agar yeoja itu tak terbangun. Jongin berhenti di depan gedung kompleks rumah Krystal. Jongin keluar dari mobil dan menuju sisi mobil yang lain. Ia menarik napas sejenak. Jongin sempat ragu untuk menggendong Krystal. Ia menghembuskan napas lagi.
“Hanya perlu melewati pintu kecil itu, menaiki tangga 3 deret tangga, dan sampai di pintu rumah Krystal.” Ucap Jongin pada dirinya sendiri. Ia membuka pintu mobil dan saat ia mengangkat tubuh Krystal, yeoja itu membuka mata.
“Aku bisa jalan sendiri, Jongin-ah.” Ucap Krystal lemah.
“Kau bahkan tak memiliki tenaga untuk berbicara.” Jongin mengangkat badan Krystal. Tak seberat terakhir kali ia menggendongnya. Ini pasti lebih mudah dari yang dipikirkannya di awal.
Pintu kecil itu bisa dilewati dengan mudah. Tinggal beberapa tangga di depan mata. Beberapa? 50 tangga bisa terhitung beberapa? Satu deret tangga telah berhasil dilalui. Deretan kedua, Jongin hampir kehabisan napas. Di lantai 2 ini ia berhenti sejenak.
“Krystal-ah, kau bisa berjalan sendiri? Aku akan membopongmu.” Jongin berbicara dengan sisa napasnya.
“Aku bisa. Aku tau akan berakhir seperti ini.” Cibir Krystal. Jongin menurunkan Krysatl dan membopongnya melewati tangga selanjutnya.
“Kau sudah di rumah. Aku akan pulang.” Ucap Jongin setelah ia merebahkan Krystal di tempat tidur.
“Gajima. Temani aku setidaknya sampai aku tertidur.” Ucap Krystal memegang lengan Jongin. Jongin mengangkat sebelah alisnya. Ia heran dengan perubahan yang terjadi pada Krystal.
“Kau bilang akan menceritakan London.” Krystal menambahi.
“Ohh… Kau mendengarnya?” Jongin merebahkan tubuhnya di samping Krystal. Yeoja itu memeluk perutnya. Jongin menceritakan semua hal yang ia tau tentang London dari mata kuliahnya. Ia tidak benar-benar pergi ke London karena selalu menolak ajakan aboji-nya, jadi ia sama sekali tak tau seperti apa London.
Krystal terbangun cukup siang dan menemukan dirinya di rumah sendirian. Ia membuka ponselnya dan menemukan dua nomor tak tersimpan. Ia membuka salah satunya.
Apa kau baik-baik saja? Choi Seung Hyun.
Aku benar-benar minta maaf karena aku salah menilai maksudmu.
Apa namja kemarin kekasihmu? Kau ke bandara menjemputnya?
Sebenarnya aku masih mencintaimu.
Krystal-ah, jika kau mau memperbaiki hubungan kita, aku akan mengakhiri pertunanganku dengan Min Ha.
Krystal mengabaikan pesan-pesan itu. Dan membuka nomor yang lain.
Aku tak tau kau akan bangun jam berapa jadi aku memesankanmu makanan yang sering kau sebut junk food itu agar kau tak perlu menghabiskan tenagamu untuk menghidupkan kompor. Jongin.
Krystal segera menelepon nomor itu dan terdengar nada sambung. Krystal menghembuskan napas lega. Ia takut Jongin akan berganti nomor untuk menghindarinya.
“Mwo?” Ucap Jongin.
“Kupikir kau tak akan sekasar ini setelah sepanjang malam mencium keningku.” Ucap Krystal menggoda.
“Hya!! Aku tak melakukannya.” Jongin salah tingkah.
“Kau dimana? Biasanya kau akan bersarang di rumahku hingga tengah hari.”
“Aku sedang di kantor. Mempersiapkan rapat 15 menit lagi.” Suara Jongin teredam oleh berisiknya suara kertas.
“Aku baru saja akan membuka bungkus junk food itu ketika kemudian ada 2 pesan masuk di ponselku.” Krystal memutuskan untuk menceritakan hal ini kepada Jongin.
“Nugu?”
“Seung Hyun Sunbae.”
Terdengar jeda agak lama.
“Apa responmu?” Ucap Jongin akhirnya.
“Entahlah aku belum membalasnya. Aku sama sekali tak berniat membalas pesannya.”
“Apa kau masih merasa sakit?”
“Ani… hanya perasaan malas. Seperti sesuatu yang tak penting.”
“Baguslah. Setidaknya itu akan mempermudah reparasi hatimu.” Jongin tersenyum.
“Pulang nanti bisakah kau membantuku?” Krystal melihat sekeliling.
“Tentu saja… aku akan menghubungimu nanti. Jangan lupa makan sampah itu.” Jongin menutup telepon dan Krystal terkekeh.
Setelah menghabiskan sarapan pukul 11-nya, Krystal mengeluarkan kardus besar dari lemari bajunya. Ia mengambil beberapa barang yang merupakan pemberian Seung Hyun dan memasukannya ke dalam kardus. Melepas gelang yang ia kenakan dan menaruhnya di atas kotak sepatu di dalam kardus. Ia juga melepas cincin di jari manis kirinya, memasukkannya ke kotak perhiasan, dan menaruhnya ke dalam kardus. Krystal juga membereskan kamarnya yang berantakan dan menemukan baju pertama yang dibelikan Jongin untuknya. Saat itu Jongin menguras tabungannya sendiri untuk membelikan Krystal gaun pertama.
Telah banyak yang berubah dari mereka. Krystal yang dulu polos sekarang terlalu embisius. Jongin yang dulu sangat tidak ingin mandiri, sekarang ia mulai bekerja di perusahaan abojinya. Mereka telah bertambah dewasa. Kejadian demi kejadian berputar pelan di kepala Krystal. Beberapa ingatan tentang Jongin membuat hatinya berdebum pelan. Ia merasakan pipinya memerah.
Setelah membantu Krystal mengangkat dua kotak besar ke dalam bagasi mobilnya, Jongin segera menyusul Krystasl memasuki mobil. Hari ini Krystal berniat mengembalikan semua benda yang pernah Seung Hyun berikan untuknya.
“Kenapa banyak sekali?” Ucap Jongin.
“Kita menjalin hubungan lebih dari 2 tahun. Mana mungkin hanya sekedar satu atau dua potong baju. Bagaimana menurutmu penampilanku?” Ucap Krystal sambil menepuk pelan gaunnya memberi kode kepada Jongin.
“Kau bahkan memperhatikan penampilanmu ketika kau mengunjungi mantan kekasihmu?” Jongin tak menoleh sama sekali ke arah Krystal.
Krystal mendengus sebal dan meniup poninya. Hal itu membuat Jongin tersenyum dan melirik ke arah yeoja itu. Sontak ia menginjak rem nya.
“Hya!! Apa yang kau lakukan?” Krystal membentak Jongin.
“Gaun itu? Kau masih menyimpannya?” Jongin membelalakkan matanya.
“Aku bahkan lupa memiliki gaun ini. Aku baru menemukannya.”
“Neo, yepeo.” Ucap Jongin sambil menunjuk ke arah Krystal.
“Gomawo.”
“Bukan kau. Gaunnya.” Jongin menjalankan mobilnya lagi. “Tak rugi aku mengeluarkan banyak uang untuk benda itu.”
Krystal berniat mengembalikan barang-barang itu seorang diri. Tetapi Jongin menyarankan cara yang lebih baik.
“Krystal-sshi, apa yang kau lakukan di rumah ini?” Ucap Minha di depan pintu.
“Menyembalikan barang-barang bekas. Seung Hyun di rumah?” Ucap Krystal santai.
“Krystal, kau datang?” Seung Hyun berlari keluar dengan mata berbinar yang kemudian redup ketika melihat Krystal datang bersama Jongin.
“Hai. Maaf kemarin meninggalkan kalian dengan sangat tidak sopan. Sunbae, aku belum memperkenalkan kekasihku.” Krystal menunjuk Jongin yang menundukkan kepala di belakang dua tumpuk kardus.
“Choi Seung Hyun-sshi, Kim Jong In imnida.” Ucap Jongin kepada Seung Hyun dan ia berbalik menatap Krystal, “Chagi-ya, bisa aku menaruhnya? Ini cukup berat.”
“Ohh… Mianhae, Chagi. Kau bisa menaruhnya saja.” Ucap Krystal yang membuat Seung Hyun tertusuk hatinya. Selama bertahun-tahun ia menjalin hubungan dengan Krystal, ia belum pernah mendengar kata “chagi” terucap untuknya.
“Sunbae, kami pulang dulu. Minha-sshi, annyeong-hi gaseyo.” Setelah memberi salam mereka meninggalkan tempat itu.
Cukup sampai di sana hubungan Choi Seung Hyun dan Krystal. Berbulan-bulan berlalu, setidaknya cukup lama untuk menyelesaikan reparasi hati Krystal. Hari ini wisuda Krystal. Jongin datang membawa buket bunga yang sangat cantik.
“Jongin-ah, mau berfoto?” Ucap Krystal menarik tangan salah seorang temannya yang membawa kamera.
Jongin mendekati Krystal dan memberikan buket bunganya. Setelah selesai dalam beberapa pose, yeoja itu akhirnya menanyakan status Jongin.
“Kekasihku.” Ucap Krystal setelah berpikir sejenak.
Setelah yeoja itu pergi, Jongin menarik Krystal menuju belakang mobilnya.
“Krystal, ada yang ingin aku katakan kepadamu… Apa kau mau mencoba menjadi kekasihku?” Ucap Jongin yang membuat Krystal diam dan hampir menjatuhkan bunga di tangannya.
“Aku telah mengubah diriku untukmu. Aku bekerja untukmu. Aku menggunakan otakku untukmu. Aku sudah bisa membiayai hidupmu lebih dari yang aboji berikan. Aku melakukan semuanya untukmu Krystal.” Mata Jongin menggambarkan pengharapan yang begitu besar.
Di luar harapan, Krystal menitikkan air mata. Tetapi tatapan matanya tak bisa diartikan. Ia beberapa kali memukul dada Jongin.
“Kupikir kita telah berpacaran sejak kejadian di bandara.” Air mata Krystal semakin deras. Jongin melongo. Ia mencengkram lengan Krystal.
“Jinjja?” Jongin memandang mata Krystal yang lembab dan basah. Krystal mengangguk dan Jongin memeluk yeoja itu erat.
“Kau sama sekali tak peka. Kau tidak menyadari perubahan sifatku. Kau bahkan tidak menyadari bahwa aku tau kau mengikutiku selama ini. Kenapa kau menyembunyikannya darikuu? Napeun namja.” Krystal melepas pelukan dan melirik tajam tepat ke mata Jongin.
“Sejak kapan kau mengetahuinya?” Jongin bertanya.
“Dua hari yang lalu aboji-mu memberitahuku.”
“Mianhae, aku tak ada niat membohongimu. Aku hanya… “ Jongin terkejut Krystal mencium pipinya. “mengkhawatirkanmu.” Lanjut Jongin pelan.
“Gomawo, Chagi-ya.” Krystal meraih tangan Jongin dan mengarahkan tangan mereka ke bibir Jongin. Jongin mencium plan punggung tangan Krystal.
“Saranghae.”
“Nado, Saranghae.”


The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar