Jumat, 06 Januari 2017

FF Indo : Because I Love You Chapter 3



Because I Love You
Author : Shin Yoon Ah
Lenght : Chapter
Genre : Romance, Frienship
Cast : Kim Jongin, Krystal, Choi Seung Hyun


Krystal tak bisa menahan tangisnya di sepanjang jalan. Hatinya sangat sakit ketika mendengar apa yang diucapkan Seung Hyun. Krystal merasa harga dirinya terluka seolah Krystal selalu meminta semua hal kepada Seung Hyun. Seolah Krystal adalah seorang wanita materialistis yang selalu mengemis uang atau benda-benda bermerk kepada kekasihnya. Krystal melihat ke beberapa arah dan ia baru mengetahui bahwa ia sedang menjadi pusat perhatian. Ahh… ia lupa saat ini ia berada di sepanjang jalan pulang. Segera ia mengambil ponsel dan menghubungi Jongin. Bahkan Jongin yang malas pun akan langsung berlari ke mobil untuk menjemput Krystal jika ia dalam keadaan seperti ini.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar
Krystal kembali menghubungi nomor tersebut. Dan nomor-nomor lain yang pernah digunakan Jongin. Tetapi mendapat jawaban yang sama.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar
Krystal hampir menangis lebih keras ketika kemudian tangan Seung Hyun telah meraih bahunya dan memutar badan yeoja itu menghadap ke Seung Hyun. Krystal berusaha memberontak. Hal itu membuatnya semakin menjadi pusat perhatian.
“Chagi-ya, dengarkan aku dulu! Kumohon.” Seung Hyun menatap Krystal hangat. Krystal memutuskan untuk diam sementara waktu sembari mendengar bualan Seung Hyun tentang Jerman dan pekerjaannya.
“Aku tak akan pernah meninggalkanmu. Yang memisahkan kita kali ini hanya jarak kan.”
“Dan waktu.” Potong Krystal.
“Dan waktu.” Beo Seung Hyun. “Tetapi jika kita bisa menjalin komunikasi yang baik, hubungan kita akan baik-baik saja. Aku berjanji akan selalu meluangkan waktu untuk menghubungimu. Krystal-ah.. ani.. Chagi-ya, kumohon percayalah kepadaku.” Seung Hyun mencengkram lembut bahu Krystal.
“Apa mungkin kau bisa menyempatkan waktu di tempat kerjamu nanti?” Krystal mengangkat sebelah alis.
“Tentu saja aku bisa. Kau selalu muncul di pikiranku selama ini dan selamanya. Aku pasti akan selalu ingat untuk menghubungimu. Atau mungkin aku akan menghubungimu ketika kau telah tertidur karena aku terlalu memikirkanmu. Ayolah Krystal, kita bisa melewati ini.” Seung Hyun menatap mata Krystal dalam.
“Atau jika kau melarangku aku bisa menolaknya. Lalu aku akan memulai mencari perusahaan baru bersamamu. Itu pasti juga cukup menyenangkan. Tak apa jika gajinya kecil jika itu maumu.” Ucap Seung Hyun akhirnya setelah ia tak kunjung mendapat jawaban dari Krystal.
“Anio, Oppa.” Ucap Krystal akhirnya. “Ayo kita coba dulu.”
Seung Hyun memeluk Krystal dan membawa yeoja itu memasuki mobilnya. Krystal memang terlalu sedikit tersenyum selama sisa hari itu. Tetapi Seung Hyun memahaminya. Ia tau bagaimana perasaan Krystal saat ini. Yeoja itu sedang dihadapkan pada dilemma besar. Tak ingin jauh dari Seung Hyun dan tak ingin merusak karir Seung Hyun.
“Chagi-ya, aku lupa mengatakan sesuatu. Saat kau lulus, aku akan membawamu ke Jerman. Kita akan tinggal di sana.” Ucap Seung Hyun sesaat sebelum ia menutup jendela mobilnya dan meninggalkan Krystal yang tersenyum sebelum berbalik menuju pintu.
4 hari berlalu begitu cepat sekaligus lambat bagi Krystal. Ia merasa terlalu lambat karena ia kehilangan semangat hidup. Jongin hilang ditelan bumi. Seung Hyun terlalu sibuk mempersiapkan kepindahannya. Sebenarnya Seung Hyun selalu menawari Krystal untuk membantunya agar yeoja itu tak kesepian. Tetapi Krystal menolak.
Hari ini adalah hari terakhir Seung Hyun di Seoul. Besok pagi-pagi sekali ia harus siap di bandara. Hari ini ia membawa Krystal ke beberapa tempat yang mungkin akan membekas di benak Krystal sebagai tempat mereka mengenang hubungan mereka ketika saling berjauhan. Krystal tau maksud Seung Hyun. Krystal bisa datang ke tempat-tempat terakhir mereka ketika ia merindukan Seung Hyun. ‘Hmm cukup aneh’ pikir Krystal pada awalnya. Dan yang lebih aneh, Seung Hyun membawa ke toko sepatu. Apa yang terjadi dengan toko sepatu.
“Apa yang membuatmu berpikir tempat ini akan berkesan di benakku?” Krystal menatap Seung Hyun yang sedang memilih beberapa sepatu olahraga.
“Cobalah pilih beberapa yang kau suka untuk dipertimbangkan.” Ucap Seung Hyun sebelum meninggalkan Krystal ke sisi rak yang lain.
“Bisa aku pilih semua yang aku inginkan?” Krystal menarik sebuah sepatu yang membuatnya bisa melihat wajah Seung Hyun di seberang sana dan namja itu tersenyum mengiyakan.
Krystal berputar-putar mengelilingi toko beberapa keli tetapi hanya menemukan 4 sepatu yang sesuai dengan seleranya. Sebenarnya Krystal lebih menyukai sepatu heels yang akan membuatnya terlihat lebih tinggi dan membuat kakinya terlihat lebih jenjang. Sedangkan Seung Hyun mendapat 5 sepatu yang lebih terlihat seperti sepatu wanita.
“Kau memakai sepatu seperti itu?” Krystal menunjuk sepatu hasil pencarian Seung Hyun dan tertawa.
“Anio. Kau memilih sepatu seperti itu?” Seung Hyun menekan pundak Krystal dan membuatnya terduduk di sebuah bangku kecil kemudian Seung Hyun berjongkok di depannya.
“Ini dan ini.. ada heels di dalamnya kan?” Seung Hyun mengangkat dua sepatu di depan wajah Krystal. Setelah Krystal mengangguk ia menyingkirkan sepatu itu.
“Yang ini alasnya terlalu tebal. Designnya juga menggunakan tali yang sangat rumit. Kau bisa jatuh.” Seung Hyun menyingkirkan sepatu yang lain.
“Yang satu ini sepertinya tak terlalu berbahaya.” Seung Hyun menggeser sepatu itu tetapi menjauhkannya dari ketiga sepatu yang pertama.
“Sekarang bagaimana menurutmu sepatu yang aku pilihkan untukmu?” Seung Hyun menunjuk 5 sepatu di depan Krystal.
“Ini.. ini… ini.. aku tak suka warnanya. Itu mungkin akan membahayakan mataku. Selain itu, lumayan juga.” Krystal menyingkirkan tiga sepatu dengan kakinya.
“Hya.. alasan macam apa itu?” Seung Hyun tertawa.
Pada akhirnya Seung Hyun membeli 3 sepatu yang berhasil ia dan Krystal seleksi berdasarkan kriteria keselamatannya dan alasan aneh milik Krystal.
“Chagi-ya, kau bisa menggunakan sepatu ini saat kau pergi kuliah. Mulai besok aku tak bisa mengantarmu. Meskipun kau berangkat sepagi apapun tanpa harus berlari gunakan salah satu dari sepatu ini. Kau pasti akan membutuhkannya. Aku tak ingin melihat kakimu penuh luka atau memar ketika aku kembali karena kau menggunakan sepatu heels untuk berlari.” Seung Hyun membelai rambut Krystal dan mencium keningnya sebelum yeoja itu masuk ke rumahnya.
Keesokan paginya setelah mengantar Seung Hyun di bandara, Krystal memutuskan untuk singgah di rumah Kim Woo Hyun. Ia berharap bisa bertemu Jongin. Tetapi prioritasnya kali ini adalah menanyakan kepada Kim Woo Hyun mengenai tunjangannya. Kenapa uang tunjangannya bertambah. Itu adalah pertanyaan yang harus segera ia dapat jawabannya. Tetapi ketika ia sampai di rumah besar yang sempat hampir menjadi tempatnya tidur itu hanya berisi beberapa pelayan dan petugas keamanan. Ia bisa saja masuk dan makan beberapa cemilan di lemari es. Para pelayan sudah diberi tugas oleh Kim Woo Hyun untuk memperlakukan Krystal seperti tuan rumah. Tetapi Krystal seringkali menolak karena merasa canggung.
Beberapa tahun berlalu. Tak terasa Krystal sudah hampir mengerjakan skripsinya. Dalam beberapa tahun ia sama sekali belum bisa bertemu Kim Woo Hyun ataupun Kim Jongin. Ia tak bisa menghubungi Kim Jongin karena sepertinya namja itu telah mengganti nomor ponselnya dan tidak memberitahu Krystal. Sedangkan Kim Woo Hyun, Krystal bahkan tidak pernah menyimpan nomor orang terhormat itu. Krystal merasa kurang sopan jika ia membutuhkan sesuatu tetapi hanya mengucapkannya lewat telepon. Satu-satunya orang kesayangannya yang masih menghubunginya adalah Seung Hyun. Orang yang menepati janji.
Sebenarnya selama ini Jongin tidak meninggalkan Krystal. Ia belajar meneruskan bisnis aboji-nya demi Krystal. Itu tak bisa disebut meninggalkan mengingat Jongin selalu mengikuti Krystal diam-diam ketika ia berada di waktu luang. Ia melihat dengan penuh kebahagiaan ketika melihat yeoja itu tersenyum. Hatinya tersayat melihat Krystal menangis. Dan berpaling ketika melihat Krystal berbahagia bersama Seung Hyun. Jongin bahkan tau sebentar lagi Krystal akan mengerjakan skripsi.
Keesokan harinya adalah hari pertama dari selang waktu panjang yang dimiliki Krystal untuk mengerjakan skripsinya. Awalnya ia berniat bersantai-santai sembari mengganggu kesibukan Seung Hyun dan mengerjakan skripsinya di akhir kesempatan. Tetapi setelah melihat materi awal skripsinya, ia segera merubah rencana. Ia akan bekerja keras terlebih dahulu baru bersantai di akhir. Andai saja salah seorang dari Seung Hyun atau mungkin Jongin ada di sini pasti ia merasa sedikit terbantu. Kim Jongin. Krystal mulai merindukan namja hilang itu.
Skripsi memang sangat berat bahkan bagi yeoja yang cukup pintar seperti Krystal. Di awal, ia masih sempat membalas pesan singkat Seung Hyun atau mengangkat teleponnya untuk berbicara sebentar. Tetapi Krystal mulai kewalahan dan memutuskan untuk mengabaikan pesan dari Seung Hyun untuk sementara waktu. Toh tidak akan memakan waktu yang lama.
Proses skripsi berjalan sedikit lebih lama dari perkiraan Krystal. Tetapi semua berakhir memuaskan. Ketika ia menghubungi Seung Hyun untuk pertama kali, ia mendengar jawaban yang sama seperti ketika ia menghubungi Jongin.
Nomor yang anda tuju tidak terdaftar
Krystal berusaha mencari informasi tentang Seung Hyun ke beberapa rekannya satu kampus. Ia terlalu takut kehilangan Seung Hyun hingga kemudian ia terpaksa harus ke kantornya. Setelah melalui proses panjang, akhirnya ia dipertemukan dengan teman dekat Seung Hyun di kantor tersebut. Namja yang tidak diketahui namanya oleh Krystal itu menolak memberikan nomor kontak Seung Hyun. Tetapi ia memberi informasi bahwa Seung Hyun akan kembali ke Seoul besok untuk menemui keluarganya.
Keesokan paginya Krystal pergi ke bandara. Ia ingin menjadi orang pertama yang menjemput Seung Hyun. Ia menunggu begitu lama, mungkin 3 atau 4 jam hingga kemudian sosok Seung Hyun muncul di antara kerumunan orang. Krystal segera berlar mendekat dan memeluknya. Tetapi Seung Hyun malah melepas pelukan itu.
“Krystal, apa yang kau lakukan di sini?” Seung Hyun terlihat sangat terkejut. Sorot matanya seperti kerinduan tetapi disembunyikan.
“Aku menjemput kekasihku. Apa aku salah?” Krystal hampir memeluk Seung Hyun legi ketika sepasang tangan wanita memeluk lengan namja itu.
“Jeong Min Ha? Apa yang kau lakukan? Kau itu hanya sekretaris! Berani-beraninya!” Kemarahan Krystal hampir di ujung ubun-ubun.
“Krystal!” Seung Hyun berkata tegas namun tidak membentak. “Kupikir hubungan kita telah berakhir sejak kau memutus komunikasi kita.” Ucap Seung Hyun menjelaskan.
“Anio. Aku tak menganggap seperti itu. Aku mengerjakan skripsiku jadi aku tak bisa menghubungimu. Dan ini… apa yang terjadi antara kau dan Minha di sana?” Krystal menarik tangan Minha dari lengan Seung Hyun tetapi ditepis oleh Seung Hyun.
“Hubungan kalian sudah berakhir. Apa kau tak mendengarnya, jalang?” Minha berteriak di depan wajah Krystal.
Seung Hyun geram dan ingin memukul wajah Minha saat itu juga karena berlaku kasar kepada orang yang dicintainya. Ia bisa saja melakukannya jika saat ini statusnya bukan sebagai calon tunangan Jeong Min Ha. Ia melihat air mata telah mengintipnya dari mata Krystal. Ia tidak bisa melakukan hal ini. Ia tersiksa melihat Krystal menangis. Ia hampir saja memeluk Krystal agar ia tak menangis tepat ketika seorang namja yang terlihat beberapa tahun lebih muda darinya menggenggam tangan Krystal.

Continued in Chapter 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar