Selasa, 29 November 2016

Cerpen : Romelord and Jurea

ROMELORD and JUREA


Author : Shin Yoon Ah
Genre : Sad Romance, Happy Ending

“Hai. Apa aku mengganggumu?” Lorde duduk di sebelah gadis cantik yang sedang membaca sebuah buku di bangku taman.
“Aku berharap kau memang menggangguku.” Rea tersenyum manis.
“Baiklah kalau kau menginginkannya.” Lorde mulai menggelitiki Rea dan membuat Rea melepas bukunya.
Sekedar memulai kisah, Reanita Denni Risabel gadis kelas XII SMA yang berasal dari sebuah keluarga yang sangat kaya dan berkuasa atas sebuah perusahaan yang sama besarnya dengan perusahaan milik keluarga Thompson yang memiliki penerus bernama Lorde Jhonatan Thompson. Dari zaman pertama dibangun dua perusahaan raksasa ini, mereka sama sekali tidak bisa bekerja sama.
Denni Exclusive adalah sebuah perusahaan di bidang real estate yang bukan hanya untuk kalangan atas tapi bahkan kalangan yang mendiami langit. Denni Family terdiri dari Rea, Mr.Denni, Mrs.Denni, dan El Denni Kristina, adik Rea. Gadis cantik yang selalu merasa iri kepada Rea. Rea adalah pewaris utama Denni Exclusive, jadi Rea mendapat perhatian khusus dari Mr.Denni. Selain itu Rea cerdas dan cantik alami, wajar jika ia juga mendapat perhatian spesial dari Mrs.Denni. Namun Rea menginginkan yang berbeda. Ia ingin bisa berteman dengan Lorde tanpa larangan dari keluarganya.
Sedangkan kerajaan kedua adalah Thompson’s Commodity. Berada di bidang yang sama di tempat yang tak jauh berjarak membuat perusahaan ini menjadi musuh besar Denni Exclusive. Mr.Thompson dan Mrs.Tera hanya memiliki putra tunggal berusia 17 tahun berada di bangku kelas XII SMA yang sama dengan Rea. Tapi berbeda dari Rea yang menjalin hubungan secara diam-diam, keluarga Thompson mengijinkan Lorde menjalin hubungan dengan siapapun termasuk musuh perusahaan. Mereka berpikir masalah pertemanan Lorde tidak ada hubungannya dengan bisnis keluarga.
Ada saat dimana Rea tidak bisa mengerjakan tugas sekolahnya. Saat itu ia akan melarikan diri ke rumah Lorde. Seperti siang ini saat pulang sekolah, Rea telah duduk manis di salah satu sisi meja di kamar Lorde untuk mengerjakan tugas bersama.
“Bisa kau membantuku dengan vektor ini?” Rea mengarahkan bukunya pada Lorde.
“Aku sudah berulang kali mengajarkannya padamu. Kapan kau akan paham? Apa kau bodoh?” Lorde mencubit pipi Rea.
“Berhenti melakukannya. Kau membuat kecantikanku memudar.”
“Iya kah? Aku akan membuatmu lebih cantik.” Lorde mencubiti pipi Rea dan mengacak-acak rambutnya.
“Lorde, berhenti melakukan itu. Kau akan melukai Rea.” Mrs.Tera memasuki ruangan membawa minuman dingin dan beberapa camilan sebagai teman belajar mereka. Setelah menaruh nampan tersebut ia meninggalkan mereka.
Setelah Mrs.Tera pergi, Lorde kembali melakukan tingkah jahilnya pada Rea. Tingkah mereka terhenti ketika mendengar lagu ‘Sing For You – EXO’ yang terdengar dari ponsel Rea. Terlihat sebuah tulisan yang membuat mereka berdua diam. Mama. Rea mengangkat panggilan itu dan menoleh ke arah Lorde.
“Antar aku pulang.” Rea berkata singkat sambil tersenyum kaku.
Sampai di kediaman keluarga Denni. Mrs.Denni tidak mengetahui darimana Rea pergi. Karena Rea diturunkan Lorde 3 blok dari rumah Rea. Kemudian Rea menaiki taksi langganannya dari sana. Namun ketika Rea memasuki kamar dan melepas sepatunya, seorang gadis yang terlihat 1 tahun lebih muda darinya memasuki kamar yang sama. Kristina.
“Hai Nona Reanita Thompson.” Sindir Kristina.
“Apa maumu Kris?” Rea tidak menggubris ejekan adiknya.
“Aku tau kau baru pulang dari rumah Lorde. Apa kau tau aku menginginkan banyak hal darimu? Termasuk Lorde.” Kris duduk di sebelah Rea.
“Ayolah, Kris. Kau bisa memilikinya sebagai kekasihmu. Tapi jangan rebut dia sebagai sahabatku.” Rea tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.
“Tapi Lorde menyukaimu, bodoh” Kris merutuk dalam hati.
Kejadian seperti itu terus berulang bahkan sampai mereka lulus SMA dan ketiga anak ini berada di universitas yang sama pula. 2 tahun telah berlalu namun keluarga Denni tetap tidak mengijinkan hubungan Rea dan Lorde. Tapi hubungan sembunyi-sembunyi ini memunculkan getaran di hati mereka. Namun getaran itu masih tersimpan rapat di hati mereka. Hingga Lorde sudah tak sanggup lagi menahannya.
“Rea, harusnya kau paham apa yang aku rasakan. Kita telah bersama lebih dari 5 tahun dengan cara yang ekstrim. Jadi aku akan ke pokok masalah saja. Aku…” Lorde tidak tau harus berkata apa. Dan Rea sendiri merasa galau. Ia berpikir apa yang akan diucapkan Lorde.
“Aku menyukaimu.” Rea membuka mulutnya karena tidak sabar.
“Aku juga. Haruskah kita menjalin hubungan lebih dari ini?” Lorde melengkapi.
“Sepertinya iya.” Rea tersipu.
Hubungan mereka terus berlanjut dan semakin dalam. Rea lebih sering meninggalkan rumah tanpa bodyguard dengan alasan repot dan sebagainya. Orang tuanya tidak pernah melarangnya. Asalkan Rea mau menghadiri pertemuan pemegang saham bersama Mr.Denni. Dan menghadiri yoga dengan Mrs.Denni. Namun Kris yang pada dasarnya cerdik dan memiliki insting tajam merasakan kejanggalan. Ia menyelidiki kemana kakak perempuannya pergi hampir setiap hari. Ia menemukan sesuatu yang amat mengejutkan dan menyakiti hatinya. Lorde dan Rea berpacaran di belakangnya.
“Dasar wanita jalang. Lupakah kau apa katamu bertahun-tahun lalu?” Kris benar-benar merasa marah. Rasa cintanya telah berubah menjadi benci. Ia berniat tidak akan membantu Rea melarikan diri lagi.
Malam itu tanggal 14 Februari. Kebiasaan bagi para remaja yang telah berpacaran, tanggal ini disebut hari kasih sayang. Malam ini Rea berencana akan melarikan diri untuk bertemu dengan Lorde.
“Mama, aku ingin pergi bersama temanku.” Rea membujuk Mamanya.
“Ini hari kasih sayang. Apakah kau sudah memiliki kekasih? Siapa lelaki beruntung itu? Apakah Mama mengenal keluarganya? Sederajatkah dengan kita?”
“Apa yang Mama katakan? Aku belum memiliki kekasih. Apalagi jika Mama memberikan syarat sebanyak itu. Tidak akan ada yang mau menikahiku.”
“Kalau memang tak ada menikahlah denganku.” Kris merebahkan diri dengan kaki dinaikkan ke pegangan kursi di sofa dekat Mamanya.
“Kris, duduklah yang sopan. Mama tidak pernah mengajarkan hal itu padamu. Kau seorang gadis. Bersikaplah lemah lembut.” Mama memarahi Kris. Dan Kris membenahi posisi duduknya.
“Jika kau benar-benar ingin pergi, pergilah bersama Kris.” Mrs.Denni membuat keputusan. Rea terkejut dan menoleh ke arah Kris untuk meminta bantuan.
“Aku ada acara sendiri, Ma. Aku tak ingin malam liburku terjebak dengan Rea.” Kris berakting membantu Rea. Padahal sebenarnya ia ingin menjebak Rea.
Jadilah malam itu Rea pergi hanya berdua dengan Lorde seperti pasangan-pasangan lainnya. Mereka membaur dengan pasangan lain agar tidak ada yang mengenali. Namun berada di keramaian membuat mereka tidak bisa bicara dengan tenang. Lorde menarik Rea memasuki mobil dan membawa Rea ke sebuah tempat yang cukup terkenal di kota mereka tinggal. Setelah memesan sebuah pendopo kecil dari bambu di atas sebuah kolam ikan, mereka pergi ke pendopo yang ditunjukan pelayan, yang katanya memiliki pemandangan yang sangat indah di malam hari.
Benar saja. Pemandangan lampu pedesaaan sungguh sangat romantis. Di bawah mereka juga ditebar lilin-lilin yang sedikit bergoyang karena dipermainkan ikan dibawahnya. Suasana itu sungguh sangat menakjubkan dan membuat keduanya terhipnotis dan tidak mengatakan apapun. Namun keduanya dikejutkan oleh suara langkah beberapa pasang kaki di belakang mereka. Dua orang memakai jas hitam rapi, terlihat seperti… bodyguard.
“Nona Reanita, kami harus membawa anda pulang atas perintah Tuan Denni. Nona Kristina menunggu anda di mobil.” Orang itu menarik lengan Rea. Namun dihentikan oleh Lorde.
“Maafkan kami Nona. Kami hanya menjalankan tugas. Nona Kristina memerintahkan kami membawa anda pulang dengan cara apapun atau Tuan Denni akan marah.” Mereka berdua membungkuk kearah Rea dan memukul Lorde secara bersamaan. Rea ingin membantu namun Lorde memberi isyarat untuk lari. Tanpa berpikir panjang Rea berlari secepat yang ia bisa. Ia berhenti tepat di atas sebuah tebing. Di bawahnya terhampar pasir pantai yang ia yakini cukup padat di bawahnya. Ia berniat berlari kearah lain. Saat ia berbalik arah, seorang gadis yang sangat familiar keluar dari balik kegelapan bersama dua bodyguard di belakangnya.
“Kris? Kau penghianat.” Rea membentak Kris.
“Bukankah kau yang memulai? Perkataanmu dulu, apa kau lupa? Tentang aku boleh mengambil Lorde kapanpun aku mau? Kau bilang kalian hanya bersahabat. Lupa Nona?” Perlahan Kris mendekat.
“Jangan mendekat! Aku tak ingin pulang bersamamu.” Rea mundur beberapa centimeter mendekati jurang.
“Kau menyukai Lorde. Tetapi kenapa kau menyuruh mereka memukulinya? Apa kau gila? Kau ingin ia mati?” Rea mulai menitikkan air mata antara takut, khawatir, dan kecewa.
“Sebenarnya tidak…” Kris berhenti sejenak. “Aku ingin membunuh kalian berdua. Bawa Rea pulang.” Kris memerintahkan bodyguardnya. Refleks Rea mundur dan terjatuh dari tebing. Kedua bodyguard Kris kaget dan mundur beberapa langkah. Namun Kris malah tersenyum.
“Tugas kita selesai teman-teman.” Kris dan kedua temannya tersenyum puas. Kris merekayasa cerita seolah-olah Rea menghempaskan tubuhnya sendiri. Dengan begitu Kris lepas dari kesalahan dan menjadi pewaris tunggal Denni Exclusive.
Diluar dugaan malam itu Rea tidak mati. Saat ia terjatuh Lorde sudah di bawah untuk antisipasi hal tersebut. Dengan kekuatan dan kecerdasannya Lorde berhasil menangkap Rea. Oleh sebab itu mayat Rea tidak pernah ditemukan. Sehingga polisi menyimpulkan bahwa mayatnya terbawa ombak saat badai terjadi pada pagi hari. Pengiriman arwah Rea dilakukan di pagi itu juga di rumah duka. 2 hari kemudian Kris diangkat sebagai Presdir Denni Exclusive menggantikan Mr.Denni yang masih dirundung kesedihan. Di tengah kesedihannya selalu saja ia berkata, “Kalau kau ingin menikahinya, aku pasti mengijinkan walaupun terpaksa. Tetapi kenapa kau pergi meninggalkan kami?” hal itu membuat Kris muak.
Seminggu kemudian tersiar kabar bahwa pewaris Thompson’s Commodity akan menikah. Benar saja, 1 bulan kemudian pernikahan yang sangat mewah digelar di sebuah hotel berbintang 5. Mr.Denni sebenarnya diundang untuk datang. Tapi karena hubungan kedua keluarga mereka yang kurang baik maka Mr. Denni memberikan undangan itu kepada Kris. Kris memang ingin melihat siapa gadis sial itu. Bisa-bisanya Lorde menikah dengan wanita lain setelah 1 bulan yang lalu belum jadi dibunuh. Seharusnya Lorde menikahi Kris sebagai ucapan terimakasihnya. Itu yang dipikirkan Kris.
Kris sengaja datang agak terlambat karena tak ingin berada terlalu lama disana. Ketika ia memasuki ruang pesta ia sangat terkejut dengan tulisan di atas panggung resepsi ‘WELCOME TO LOREA PARTY’. Lorea? Lorde dan Rea? Mana mungkin? Kris menyelip di antara keramaian pesta untuk melihat siapa pengantin wanitanya. Seorang gadis dengan rambut pirang panjang memakai gaun putih dan memegang bunga berwarna pink, merah, dan biru. Rea. Seketika itu badannya kehilangan tenaga.
“Apa maksudmu Rea belum mati? Kita melihatnya jatuh dari jurang itu. Kau juga lihat kan, Brian?” Roy, sahabat Kris memandang heran kearah Kris.
“Aku juga tidak tau. Maka dari itu aku memanggil kalian.” Kris terlihat panik.
“Kau kan sudah diangkat sebagai presdir. Apa gunanya lagi takut? ” Brian menimpali.
“Aku hanya diangkat sementara. Jika Papa tau Rea masih hidup ia akan menjadikannya pewaris dan melengserkanku. Apalagi Papa sudah merestui mereka setelah kematian yang ternyata palsu itu.” Kedua pria di dekat Kris berpandangan setelah mendengar penjelasan Kris.
“Hanya ada satu cara.” Brian membuka mulut.
“Menyingkirkannya.” Roy  melengkapi.
Malam itu Kristina sudah menyiapkan semuanya. Rencana yang cemerlang dan pisau dapur yang telah diasah. Malam itu juga ia berhasil menjalankan misinya. Dan ketika pagi tiba ia telah terbaring di kasur rumah sakit menikmati acara televisi dan sepiring buah yang telah dipotong. Beberapa saat kemudian seorang lelaki dengan jas hitam membawa sebuah koper memasuki ruangan tempat Kris beristirahat.
“Nona, saya turut berduka atas apa yang terjadi. Apa anda sudah lebih baik?” lelaki tersebut sangat sopan. Ia duduk di kursi sebelah pembaringan Kris.
 “Seperti yang kau lihat, Sekretaris Jung.” Ekspresi wajah Kris berubah suram setelah mendengar perkataan pria itu.
“Maafkan saya mengganggu Nona di saat seperti ini. Saya membawa surat dari Tuan Denni untuk anda. Surat ini menginginkan anda meneruskan Denni Exclusive. Apakah anda bersedia Nona? Bisa anda lihat, ini tanda tangan dan stempel resmi dari Tuan Denni.” Sekretaris Jung menunjukan kertas itu kepada Kris.
“Kalau memang itu kehendak Papa, baiklah.” Setelah mendapat pernyataan itu Sekretaris Jung berpamitan dan meninggalkan ruangan tersebut. Wajah Kris terlihat berseri-seri.
Disaat yang bersamaan di televisi muncul breaking news : Semalam terjadi penyerangan misterius di rumah seorang pengusaha pemilik Denni Exclusive. Diperkirakan penyerangan terjadi sekitar pukul 01.27 dini hari. Tuan dan Nyonya rumah dikabarkan meninggal dunia dan satu-satunya putri mereka Nona El Denni Kristina mengalami luka yang cukup parah di lengan kanannya. Saat ini polisi telah menangkap pelakunya. Mereka adalah sahabat dekat Nona Kristina. Saat diwawancarai mereka mengaku marah dengan sikap Nona Kristina yang selalu menyuruh mereka melakukan sesuatu. Pelaku berjumlah dua orang berinisial B dan R.
“Apa kau baik-baik saja?” Rea memasuki kamar rawat Kris dengan terengah-engah membuat Kris sedikit terkejut.
“Aku baik-baik saja. Tapi bisakah kau mengurus pemakaman Papa dan Mama untukku?” Kris mengeluarkan sedikit air mata.
“Baiklah, Kris. Beristirahatlah!” Rea mengecup lembut kepala adiknya dan pergi untuk mengurus pemakaman orang tua mereka.
Kris lelah berada di rumah sakit selama lebih dari 1 minggu. Hari ini ia memaksakan diri untuk menghadiri rapat pemegang saham di perusahaannya. Ia adalah presdir, jadi ia harus ada di sana untuk memimpin rapat. Tapi sesaat setelah rapat selesai Kris ditemukan tak sadarkan diri di ruangannya dengan mulut berbuih dan badan sangat panas. Secepat mungkin para pegawai membawanya ke rumah sakit tempat ia dirawat sebelumnya.
“Maafkan kami, Tuan. Kami sudah berusaha sebisa mungkin. Tetapi luka di tangannya sudah terinfeksi sangat parah sejak pertama kali dibawa kemari. Sekali lagi maafkan kami. Waktu kematian 25 Maret pukul 15.23.” Dokter berkata kepada Sekretaris Jung.
Kabar kematian tersebut tersebar sangat cepat bahkan hingga ke penjara. Di penjara Brian dan Roy hanya tersenyum sinis.
“Gadis pintar membunuh dirinya sendiri.”
“Kau benar. Jika aku jadi Kristina aku akan membunuh Rea. Bukan orang tuanya.”
Kronologi sebenarnya terjadi pada malam kematian orang tua Kris. Kris menyiapkan sebuah sarung tangan dan pisau tajam yang telah diasah. Perlahan ia memasuki kamar orang tuanya dan menjumpai Papanya sedang tertidur di ranjang. Dengan sigap ia membungkam wajah Papanya dengan bantal dan menusukkan pisau yang ia bawa ke sekujur tubuh lelaki tua itu sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya. Lalu ia mendengar gemericik air dari kamar mandi berhenti. Ia segera turun dari ranjang tanpa mencabut pisaunya dan mengambil sebuah guci yang berada di dekat lemari. Perlahan tanpa menimbulkan suara ia menghampiri pintu kamar mandi. Beberapa saat kemudian seorang manita merusia 39 tahun keluar dan mendapat pukulan keras di kepalanya hingga guci tersebut pecah.
Saat itu ia mengambil pecahan guci yang cukup tajam dan menggores lengan kanannya. Karena guci itu kotor, maka infeksi terjadi di luka tersebut. Ia sengaja menggores lengan kanan karena ia tidak kidal. Jadi polisi akan mengira bahwa Kris berusaha membela diri dan mendapat luka di lengan kanannya. Dan ia juga merobek baju belakangnya agar terlihat seperti di tarik dari belakang. Setelah itu ia memasukkan sarung tangannya ke dalam baju dan memanggil polisi.
Tersangka adalah Brian dan Roy karena kecerdikan Kris. Pagi sebelum penyerangan Kris meminjam ponsel kedua temannya itu. Ia menghapus semua percakapan yang pernah mereka lakukan. Dan menghapus beberapa pesan di ponselnya hingga yang tersisa hanya beberapa pesan dari Kris yang meminta tolong sesuatu kepada mereka dengan halus dan jawaban mereka yang seperti ini :
Haruskah kami membalas dendam?
Kenapa kau selalu menyuruh kami?
Kami lelah
Baiklah kalau itu maumu.
Akan ada kejadian luar biasa malam ini.
Sehingga tersirat bahwa mereka memang merencanakan sesuatu. Bukankah Kristina gadis yang pintar? Tapi sayangnya ia terlalu teledor hingga usahanya sia-sia dan mati tanpa menikmati hasilnya. Dan pada akhirnya Sekretaris Jung yang tidak tau harus seperti apa mendatangi Thompson’s Commodity untuk meminta Rea menjadi presdir dan bekerja sama dengan Lorde.
Sekarang perumahan elit milik Denni Exclusive diberikan kepada Thompson’s Commodity. Tapi bukan berarti Denni Exclusive bangkrut. Perusahaan itu sekarang bergerak di bidang fashion. Bukan fashion biasa tetapi fashion keluarga elit dari desainer kalangan atas.

Kata admin : Maaf ya admin telat posting. Selamat menikmati.^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar